Purbalingga – Dalam rangka menangkal radikalisme dan intoleran di kabupaten Purbalingga, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga menggelar Silaturahmi Kebangsaan di aula RM Sidoroso Purbalingga, Kamis (6/7/2022). Kegiatan diikuti para Penyuluh Agama Islam (Babinluhmas) Bidang Pencegahan Gerakan dan Aliran Keagamaan Bermasalah dari 20 KUA se-kabupaten Purbalingga. Dalam kegiatan tersebut juga hadir Ketua dan perwakilan Pengurus Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Kabupaten Purbalingga sekaligus mewakili unsur Penyuluh Agama Islam Fungsional (PNS) di lingkungan Kankemenag Purbalingga.
Kegiatan yang dimulai pukul 1 siang tersebut diisi dengan obrolan santai dan berbagi kisah pengalaman nyata beberapa warga masyarakat Purbalingga yang memiliki pengalaman langsung mengikuti aliran agama bermasalah dan telah menyatakan keluar dari aliran tersebut.
Kasi Bimas Islam sekaligus Plt. Kasubbag TU Kankemenag Purbalingga H. Sarif Hidayat dalam pengarahannya mengajak para Penyuluh Agama untuk terus bersemangat melaksanakan tugas edukasi keagamaan di masyarakat.
“Penyuluh Agama memiliki fungsi edukasi kepada masyarakat. Meskipun Babinluhmas ini bukan PNS, insyaallah tetap semangat memberikan penyuluhan sebagai fungsi edukatif sekaligus preventif di masyarakat, ” jelasnya.
Terkait maraknya fenomena Khilafatul Muslimin beberapa waktu lalu, Kasi Bimas Islam yang juga mantan Penyuluh Agama Islam Fungsional tersebut mengajak para penyuluh agama untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat binaannya sesuai tugas dan fungsi yang diembannya.
“Alumni paham menyimpang di kabupaten Purbalingga saat ini cukup banyak. Beberapa sudah bertaubat dan menyatakan tidak mengikuti kegiatan apapun yang diselenggarakan oleh aliran tersebut,” jelasnya.
Kegiatan silaturahmi yang diprakarsai Polda Jateng bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga tersebut dipandu langsung Kanit II Subdit V Ditintelkam Polda Jateng Kompol Suparji, S. Pd. M. H.
Kegiatan silaturahmi yang berlangsung akrab tersebut juga diisi dengan dialog hangat antara para penyuluh dengan narasumber.
Di akhir dialog Kompol Suparji mengingatkan agar para peserta kegiatan tidak secara serta merta menyalahkan warga masyarakat yang mengikuti kegiatan aliran menyimpang tersebut apalagi secara frontal.
“Masalah akidah merupakan hal yang sensitif, maka kita juga harus bijak dan berhati-hati dalam mengingatkannya, ” pesannya.
Karena menurutnya, selaku umat beragama setiap individu warga negara juga berkewajiban untuk saling melindungi agar ajaran yang menyimpang dan bertentangan dengan ideologi negara tidak menyebar dan menjangkiti masyarakat. * (sar)
