Edisi 57, oleh Ahyan Putra (CPNS Pranata Humas Kankemenag Purbalingga)
Di era birokrasi modern, pembangunan Zona Integritas (ZI) bukan lagi sekadar tuntutan administratif, melainkan bagian dari upaya nyata membangun budaya kerja yang bersih, profesional, dan melayani. Dalam proses panjang menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), peran Humas di Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga menjadi sangat penting — bahkan bisa dibilang strategis. Perjalanan satu windu (2018-2025) bukanlah waktu yang singkat bagi Kemenag Purbalingga untuk terus berkomitmen mewujudkan WBK.
Humas tidak hanya bertugas membuat berita atau mengunggah kegiatan di media sosial. Lebih dari itu, Humas menjadi penggerak komunikasi perubahan, yang memastikan semangat reformasi birokrasi tersampaikan kepada publik dengan cara yang menarik, jujur, dan inspiratif. Melalui publikasi yang terarah, Humas menanamkan pesan bahwa pelayanan di Kemenag Purbalingga bukan sekadar urusan administratif, melainkan wujud pengabdian dan tanggung jawab moral kepada masyarakat.
Keberhasilan membangun Zona Integritas tidak hanya bergantung pada sistem, tetapi juga pada kepercayaan publik. Di sinilah peran Humas benar-benar terasa. Setiap berita, caption, atau dokumentasi yang diunggah menjadi representasi dari nilai transparansi dan akuntabilitas lembaga. Dengan gaya komunikasi yang terbuka, Humas berusaha menumbuhkan keyakinan bahwa Kemenag Purbalingga hadir sebagai institusi yang bersih, melayani, dan terpercaya.
Di sisi lain, Humas juga berfungsi sebagai penyemangat internal. Kenapa demikian? Melalui liputan kegiatan, konten inspiratif, hingga komunikasi internal yang positif, Humas ikut menumbuhkan kebanggaan pegawai terhadap lembaganya. Mereka membantu membangun mindset bahwa integritas bukan hanya slogan di dinding kantor, tapi perilaku yang harus hidup di setiap langkah kerja.
Bisa dikatakan, Humas adalah penjaga citra sekaligus penguat budaya kerja berintegritas. Ia menjembatani niat baik lembaga dengan ekspektasi masyarakat. Melalui tangan Humas, nilai-nilai integritas, profesionalitas, dan pelayanan publik yang humanis dapat tersampaikan dengan bahasa yang mudah dicerna dan menyentuh hati.
Pada akhirnya, Zona Integritas bukan sekadar predikat yang dicapai, tetapi proses panjang untuk terus menumbuhkan kepercayaan. Ingatlah di balik perjalanan itu, Humas berdiri sebagai penjaga narasi, penyambung harapan, dan penggerak semangat perubahan.
Humas bukan hanya tentang dokumentasi, tetapi tentang membangun makna di balik setiap konten yang disuguhkan.