Oleh : H. Sudiono, S.Pd.I., M.Pd.I (Kepala Subbag TU Kankemenag Purbalingga)
Pagi itu, suasana di halaman Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga masih terasa segar. Para pegawai layanan berdatangan satu per satu, sebagian sambil menyeruput kopi, sebagian lagi dengan senyum semangat menyambut hari. Belum mulai melayani masyarakat, mereka berkumpul sejenak di ruang layanan untuk satu agenda yang sederhana namun penuh makna: briefing rutin pagi.

Sekilas, kegiatan ini tampak biasa. Hanya berdiri melingkar, mendengarkan pengarahan singkat dari pimpinan layanan, lalu berbagi informasi penting. Tak lebih dari 10–15 menit. Namun di balik kesederhanaan itu, tersimpan kunci penting untuk menghadirkan pelayanan Sehati: Santun, Efektif dan Efisien, Humanis, Amanah, Tertib, dan Ikhlas.
“Teman-teman, pengguna layanan terutama pendaftaran Haji cukup ramai. Pastikan tetap ramah dan jangan lupa beri senyum kepada setiap tamu yang datang,” ujar salah satu koordinator layanan.
Seketika semua petugas mengangguk. Nada suaranya ringan, tetapi mampu menyatukan arah dan menyegarkan semangat.
Bayangkan jika briefing itu tidak ada. Masing-masing petugas mungkin bekerja dengan persepsinya sendiri, bisa jadi ada informasi yang terlewat, bahkan layanan yang diberikan kurang kompak. Hasilnya? Masyarakat merasakan perbedaan kualitas layanan dan nilai Sehati yang ingin diwujudkan bisa berkurang.
Briefing rutin inilah yang menyatukan langkah.
* Dari segisantun, setiap pegawai diingatkan kembali untuk menjaga tutur kata dan sikap ramah.
* Dari sisi efektif dan efisien, pembagian tugas harian disampaikan dengan jelas.
* Humanis hadir lewat semangat saling mengingatkan agar memahami kebutuhan masyarakat dengan empati.
* Nilai amanah ditanamkan ketika setiap informasi pelayanan dijelaskan dengan transparan.
* Tertib muncul karena semua tahu alur kerja yang harus dilalui.
* Dan tentu saja, ikhlas menjadi nafas yang tak henti-hentinya dikuatkan setiap pagi.
Seringkali, perubahan besar dimulai dari hal yang kecil. Briefing ini contohnya. Dengan konsistensi, budaya kerja terbentuk. Para pegawai menjadi lebih kompak, komunikasi lebih lancar, dan pelayanan kepada masyarakat semakin terjaga kualitasnya.
Di akhir briefing, biasanya ada kalimat sederhana yang selalu diulang bersama:
“One Tim One Spirit One Goal.”Kalimat itu terasa seperti penyemangat sekaligus pengingat, bahwa setiap warga yang datang membawa harapan, dan tugas petugas layanan adalah menjawabnya dengan sepenuh hati.
Jadi, meski terlihat sepele, briefing rutin setiap hari sebenarnya adalah “bahan bakar” yang menjaga pelayanan Sehati tetap hidup dan nyata. Dari sini, pelayanan prima bukan lagi sekadar slogan, melainkan budaya yang terus tumbuh di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga.