Simulasi Siklus Hujan dan Kepedulian Terhadap Kedaruratan Air Bersih
Oleh : Nurlasasih S.PdI*)
Kehidupan makhluk hidup tidak lepas dari air, komponen tubuh manusia sekitar 50%-70% merupakan unsur air. Upaya menjaga kelestarian lingkungan merupakan tugas semua individu dan harus disosialisasikan pada generasi muda. Dan kurikulum pendidikan dasar dalam struktur materi untuk kelas IV SD sudah memuat upaya pelestarian lingkungan melalui materi peduli terhadap lingkungan hidup.
Daerah Purbalingga saat ini menjadi wilayah eks karesidenan Banyumas yang terdampak kedaruratan air bersih paling luas. Dari 239 desa ada 34 desa yang terdampak kedaruratan air bersih. Daerah desa kami termasuk salah satu daerah yang terdampak. Kedaruratan air bersih menimbulkan keprihatinan kami sehingga penulis merasa perlu adanya pengetahuan tentang upaya menjaga air bersih melalui penjelasan tentang siklus hujan dan dikombinasikan dengan pemahaman tentang kelestarian lingkungan yang membuat air bersih menjadi terjaga,
Materi peduli terhadap lingkungan terdapat sub tema tumbuhan dan fungsinya, namun sebelum pada fungsi tumbuhan peserta didik kita ajak memahami bagaimana keterkaitan antara asal air bersih, air hujan dan siklus air hujan. Guru dapat menayangkan video silus air hujan pada peserta didik agar peserta didik terangsang rasa ingin tahunya tentang fungsi tumbuhan pada siklus tersebut. Peserta didik pada jenjang kelas IV SD biasanya masih suka bermain oleh karena itu guru dapat mengkombinasikan pembelajaran dengan permainan yang juga merangsang pengembangan pengetahuan anak. Dalam proses ini guru membuat maket untuk menggambarkan siklus air hujan dari kardus, botol bekas dan kelereng. Kardus besar di bagi dalam dua bagian salah satubagian di bentuk bidang miring yang menggambarkan perbukitan dan sisi yang lain kolam yang diisi dengan kelereng yang menggambarkan air laut. Kemudian pohon-pohon dibuat dari kardus yang bagian bawahnya diberi penahan kelereng dari bagian atas botol yang dirancang untuk dilewati satu kelereng. Bagian kardus yang miring di buat lubang untuk memasang pohon yang diberi penahan tadi.
Berdasarkan pengalaman penulis sebagai Guru di MIM Pengadegan Purbalingga, tentang simulasi siklus hujan, mengajak siswa mensimulasikan bagaimana hujan tercipta dengan mengambil kelereng dari maket yang digambarkan sebagai lautan dan menjatukan diatas bidang miring yang belum dipasangi pohon. Peserta didik diminta memperhatikan dan menjelaskan apa yang terjadi pada air hujan yang jatuh pada bukit tanpa pepohonan. Setelah itu pohon-pohonan di pasang dan siklus tadi di ulang, guru menjatuhkan kelereng pada bidang miring yang sudah ada penaham kelereng di bawah miniature pohon. peserta didik diminta mengamati dan menjelaskan apa yang terjadi pada air hujan yang jatuh di perbukitan yang pohonnya lebat. Setelah guru mensimulasikan peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan simulasi dan melakukan pengamatan pada kegiatan tersebut. Peserta didik dapat diminta untuk menjelaskan pengalamannya pada pembelajaran kali ini di depan kelas. Pada ahir pembelajaran guru menekankan fungsi pohon dalam menjaga air bersih agar pada saat kemarau tidak terjadi kekeringan.
Kepedulian terhadap kedaruratan air bersih memerlukan tindakan nyata dari masyarakat. Setelah guru memberikan pengetahuan tentang fungsi tanaman dalam siklus air maka perlu adanya tindakan nyata yang bisa dilakukan oleh anak. Guru dapat mengajak peserta didiknya untuk melakukan penanaman pohon di lingkungan sekitar. Pembelajaran materi peduli terhadap lingkungan akan sangat berkesan pada diri peserta didik dan secara nyata memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. *) Penulis adalah Guru MIM Pengadegan, Kec. Pengadegan, Kab. Purbalingga.
editor & publisher : sri lestari