Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga

“SEHATI” Meng-Gung Ho-kan Kemenag Purbalingga?

Edisi 49, oleh Hasyim Prasetyo, QIA, SAS, CRMP, API, SPMH-Profesional (Auditor Ahli Muda Itjen Kemenag RI)

Membaca buku berjudul Gung Ho dari Ken Blancard ingatan melayang ke medium Mei 2024 saat saya datang ke Kemenag Kab. Purbalingga dalam rangka eveluasi pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi. Suasana kantor persis sama dengan latar belakang buku Gung Ho ditulis oleh Ken Blanchard dimana Peggy Sinclair yang diangkat menjadi CEO untuk pabrik Walton Works diberi target meningkatkan produksi atau pabrik akan ditutup di akhir tahun. Tatapan layu tidak bersemangat dari pegawai pabrik, bangunan bisu ditambah suasana beku tidak adanya  interaksi sosial antar pegawai menambah kakunya suasana, dan hanya 10% pegawai pabrik yang produktif. Masing-masing unit seperti briket batu bara menunggu “pembakaran” penghancuran menjadi debu polutan. Di Walton Work hanya satu unit yang produktif yang dipimpin oleh Andy Longclaw, yang dicap stereotip “Indian si pembuat onar”. Tetapi justru dari unit Andy-lah target produksi terpenuhi. Lalu Peggy Sinclair belajar prinsip Gung Ho dari Andy Longclaw dan menerapkan filosofinya diseluruh pabrik Walton Works untuk menghindari penutupan dan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. 

“The spirit of the squirrel worthwhile works” (semangat roh tupai bekerja bermanfaat). Sebagaimana tupai yang menyimpan kacang almond dan biji kenari untuk persediaan makanan pada musim dingin begitulah seharusnya umat beragama bekerja bukan sekedar mencari nafkah buat keluarga tetapi untuk kemanfaatan bagi masyarakat, bangsa dan negara dan terlebih niat mulia berja untuk ibadah mengagungkan nama Tuhan Yang Maha Esa. Semangat itulah di 2025 telah terlihat di perilaku kerja jajaran Kemenag Purbalingga tidak terkecuali. Semangat “SEHATI” (Santun, Efektif dan Efisien, Humanis, Amanah, Tertib, Ikhlas) bagaikan roh tupai yang memandu pelaksanaan pelayanan publik.

 “The way of the beaver in control of achieving the goal” (Jalan berang-berang dalam pengendalian pencapaian tujuan). Peggy Sinclair diajak ke hutan oleh Andy Longclaw saat hujan pertama bulan september untuk mengamati dan mengambil filosofi kerja berang-berang dimana pemimpin berang-berang kita sebut berang-berang alpha memimpin berang-berang muda membuat bendungan dari ranting pohon. Berang-berang alpha menetapkan tujuan dan nilai-nilai mengatur di bendungan dengan memberikan kebebasan kepada berang-berang muda untuk membuat bendungan. Berang-berang alpha ibarat menerapkan “golden rule of management” hargai individu sebagai manusia atau memanusiakan manusia. Itu juga yang dilakukan oleh pemimpin alpha, H. Zahid Khasani ibarat coach memutuskan posisi apa yang akan dimainkan anggota tim, kemudian menyingkir ke pinggir lapangan dan membiarkan pemain menggerakan permainan dengan skill kompetensi dan ide kreatifnya.

“The gift of the goose cheering each other on” (Bagaikan angsa saling menyemangati). Musim dingin tiba begitu juga memasuki musim migrasi angsa dari belahan bumi utara menuju belahan bumi selatan yang lebih hangat. Andy Longclaw mengajak Peggy Sinclair untuk mengamati angsa yang terbang membentuk huruf “V” dan ternyata untuk meminimalisir hambatan turbulensi udara dan lebih efektif dan efisien dalam menggunakan sumber daya tenaga untuk terbang. Angsa paling depan diujung “V” tentu lebih banyak menggunakan sumber daya tenaga karena harus membelah udara agar angsa dibelakang lebih ringan bebannya dalam membelah udara. Begitu dia lelah akan mundur selangkah dan digantikan oleh angsa yang lain dalam memimpin tim. Ibarat cuti sebentar untuk recharge energy dan ide. Sambil terbang angsa-angsa memekikkan teriakan mengoek satu sama lain ibarat saling menyemangati untuk mencapai tujuan. Sampailah angsa-angsa ditujuan berupa danau hangat dan penuh makanan tak lupa angsa-angsa memekikkan teriakan mengoek tanpa henti untuk merayakan keberhasilan migrasi telah sampai ke tujuan.

“Cheering each other”, SEHATI telah merubah budaya pada Kemenag Purbalingga menjadi Humanis terbukti 3 kata ajaib dalam psikologi “maaf-tolong-terima kasih” sudah lumrah kita dengar setiap hari.  H. Sudiono, Wisnu Sudarman, Hj. Lina Parwati, Didik Wirawan, Hj. Ani Mufarokhah, Abdul Latip, Amin Yusuf dan banyak lagi ketika pemimpin di ujung “V” membutuhkan rehat sebentar mereka mampu menanggung beban membelah udara dan mereka tidak segan untuk “cheering each other” memberi semangat, mengucapkan selamat satu sama lain juga kepada teman-teman pegawai lainnya. Bukankah rumus relativitasnya Einstein E=mc² kesetaraan antara massa dan energi dapat juga diterapkan dalam manajemen? Enthusias= misi (tujuan bersama) x cash (uang, dan tidak musti harus uang) x conggragulation (ucapan selamat saling menyemati “cheering each other”) akan menimbulkan dampak antusias segenap jajaran.

SEHATI, Eco Office, dan Urab Mendoan serta inovasi-inovasi lain meng-Gung Ho kan Kemenag Purbalingga menjadi wilayah yang bersih dari korupsi, pelayanan publik yang berkelas dunia, menjadi tempat tumbuh kembang yang baik bagi talenta-talenta Kementerian Agama.

Post Relate

Translate »
Open chat
Hubungi Kami
Kemenag Purbalingga
Hallo 👋
Apakah ada yang bisa saya bantu?
Skip to content