Edisi 69, oleh Noor Cahyo Pranowo Edi (ASN pada Subbag TU Kankemenag Purbalingga)
Upaya mencapai tujuan yang tinggi sering kali berawal dari langkah-langkah kecil yang kerap dianggap remeh. Prinsip ini juga berlaku ketika sebuah institusi berkomitmen untuk membangun Zona Integritas sebagai fondasi menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM). Transformasi besar tidak selalu harus dimulai dari perubahan yang rumit; justru pembiasaan terhadap tindakan sederhana sering menjadi kunci keberhasilan.
Sikap tersebut dapat dimulai sejak langkah pertama kita memasuki lingkungan kerja. Masuk melalui jalur yang telah ditentukan, berkendara dengan tertib, serta memarkir kendaraan sesuai aturan mungkin terlihat sepele, namun inilah latihan awal untuk membangun budaya patuh terhadap ketentuan.
Ketika kebiasaan sederhana ini telah melekat, maka akan lebih mudah bagi setiap individu untuk mematuhi aturan yang menuntut tanggung jawab lebih besar. Pada dasarnya, kepatuhan dimulai dari kemampuan menurunkan ego, menerima aturan tanpa beban, dan memahami bahwa setiap tindakan bukan hanya untuk kenyamanan pribadi, melainkan untuk kepentingan bersama.
Jika setiap orang dalam suatu institusi memiliki pemahaman, tujuan, serta komitmen yang selaras, maka pembentukan Zona Integritas bukan hanya sekadar konsep, melainkan sesuatu yang dapat terwujud nyata. Dengan fondasi tersebut, pencapaian WBK maupun WBBM bukan lagi sekadar slogan, melainkan hasil dari budaya kerja yang konsisten.
Pada akhirnya, semua bermuara pada satu hal: kepatuhan terhadap aturan. Dari hal sederhana, tercipta makna besar.
Sederhana tapi Bermakna.