Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga

PERJALANAN YANG MEMBUKA MATA HATI

EDISI 32, Ditulus oleh: Hj. Ani Mufarokhah, S.Ag
Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kankemenag Purbalingga

PERJALANAN YANG MEMBUKA MATA HATI

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, Allah memanggil saya untuk menjadi petugas haji tahun 2025. Saat pengumuman kelulusan seleksi petugas muncul dan nama saya tercantum di dalamnya, kalimat pertama yang keluar hanyalah, “Alhamdulillah.” Namun, di balik syukur itu, hati saya diliputi sejuta rasa. Pertanyaan demi pertanyaan bermunculan: “Mampukah seorang perempuan memikul amanah besar ini? Mampukah saya sebagai ketua kloter menjaga keutuhan, kenyamanan, serta memberikan pelayanan terbaik bagi jamaah?”

Kegelisahan itu perlahan mereda setelah mengikuti diklat di embarkasi. Dari materi, pembekalan, hingga kebersamaan bersama para petugas lain, tumbuh keyakinan baru bahwa tugas ini bukanlah semata-mata kekuatan diri, melainkan karena pertolongan Allah.

Hari keberangkatan pun tiba. Bersama jamaah calon haji, kami terbang menuju Madinah, meskipun ada ujian sejak awal: visa petugas yang terlambat turun membuat saya harus berganti kloter. Manifest jamaah berubah, petugas kloter pun baru saling mengenal. Namun, semua itu justru menjadi ladang untuk membangun chemistry, komunikasi, dan koordinasi demi satu tujuan: pelayanan terbaik dan kemabruran jamaah.

Alhamdulillah, kami tiba dengan selamat di Madinah. Jamaah pun langsung melaksanakan ibadah sesuai bimbingan manasik. Dua hari pertama berjalan lancar tanpa kendala berarti. Namun, memasuki hari ketiga, muncul tantangan baru: jamaah akan dilayani oleh delapan syarikah, mulai dari kartu Nusuk, hotel, hingga transportasi. Sebagian jamaah sudah menerima kartu, sebagian lainnya belum. Kegalauan, ketidakpuasan, dan keresahan mulai bermunculan.

Sebagai petugas, saya berusaha menenangkan jamaah. Namun, dalam diri sendiri, ada ketakutan lain yang muncul. Saya memiliki fobia ketinggian. Setiap kali harus naik turun tangga hotel untuk mengurus kartu Nusuk atau menandatangani faturah di restoran, pikiran buruk mulai mengganggu: “Ya Allah, jika aku jatuh, bagaimana dengan jamaahku?” Pikiran itu terus berulang hingga menimbulkan kegelisahan.

Hingga pada hari kelima, Allah memberikan teguran yang begitu halus namun menohok. Seusai menandatangani faturah sarapan, tiba-tiba pandangan saya menjadi gelap. Dunia seakan padam. Tak ada cahaya. Dalam kebingungan, saya menabrak troli besar pengangkut makanan hingga terjatuh. Beberapa detik kemudian, pandangan kembali terang. Saya terduduk, terhenyak, lalu menangis.

Di saat itulah hati saya berbisik, “Apa kesalahan yang telah aku lakukan, hingga Allah dengan mudah menutup pandanganku?” Dalam tangisan, saya menyadari satu hal: selama dua hari terakhir, tanpa terasa, saya telah berlaku sombong. Saya merasa seolah-olah kekuatan diri inilah yang menjaga jamaah, padahal semuanya hanya mungkin terjadi karena izin Allah.

Kalimat yang sering terlintas dalam hati, “Ya Allah, jika aku jatuh, bagaimana dengan jamaahku?” sesungguhnya adalah bentuk kurang pasrah. Seolah-olah saya sanggup menjaga jamaah tanpa sepenuhnya menyerahkan diri pada Sang Pemilik Kuasa. Padahal, siapalah kita di hadapan Allah? Apa daya kita tanpa kehendak-Nya?

Sejak detik itu, saya bersyahadat, beristighfar, dan memohon ampun atas segala kekhilafan. Saya pasrahkan seluruh perjalanan haji ini hanya kepada Allah: kesehatan, keselamatan, dan kelancaran tugas dari awal hingga kembali ke tanah air.

Kejadian itu menjadi pelajaran besar dalam hidup saya. Bahwa kesombongan seringkali datang dalam bentuk yang halus, terselubung dalam kehati-hatian, tersamar dalam rasa tanggung jawab. Namun, Allah mengetahui isi hati kita yang terdalam. Dan dengan cara-Nya yang indah, Allah menegur agar kita kembali pada kepasrahan sejati.

Haji bukan sekadar perjalanan fisik menuju Baitullah, melainkan perjalanan hati untuk belajar ikhlas, tunduk, dan menyerahkan segala sesuatu hanya pada Allah. Karena hanya dengan bersandar penuh kepada-Nya, kita akan benar-benar merasakan ketenangan, perlindungan, dan kasih sayang-Nya.

Post Relate

Translate »
Open chat
Hubungi Kami
Kemenag Purbalingga
Hallo 👋
Apakah ada yang bisa saya bantu?
Skip to content