Berhitung Lebih Menyenangkan dengan Benda-Benda Kongkrit
Oleh: Siwi Triyani, S.Pd.I
Dalam pengembangan pembelajaran guru harus memiliki kemampuan untuk memilih strategi, metode, alat pembelajaran dan teknik-teknik pembelajaran yang efektif, efesien sesuai dengan karakteristik siswa. Apalagi saat ini sekolah-sekolah menggunakan kurikulum tematik, yang mana dalam kurikulum ini antara guru dan siswa dituntut aktif, kreatif, dan inovatif dalam mencapai tujuan.
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Mulyasa [2002:183] yang mengatakan, proses pembelajaran merupakan interaksi edukatif antara peserta didik dengan lingkungan sekolah. Dalam hal ini sekolah di beri kebebasan untuk memilih strategi, metode dan teknik-teknik pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik siswa, karakteristik mata pelajaran, karakteristik guru dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah.
Dari pendapat di atas alat bantu pembelajaran tidak harus membeli dengan harga-harga yang mahal dan modern, tetapi dapat menggunakan benda-benda kongkrit disekitar sekolah untuk sarana pembelajaran. Pendapat lain juga mengatakan, dalam pembelajaran pelajaran Matematika kelas satu sekolah dasar konsep dasar yang digunakan adalah benda-benda kongkrit di sekitar sekolah. Dengan benda-benda kongkrit disekitar sekolah digunakan sebagai alat pembelajaran akan tercipta suasana pendidikan yang PAKEM [ Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan].
Berhitung yang dimaksud disini adalah kegiatan pembelajaran matematika tentang operasional penjumlahan dan pengurangan. Sebagai guru, penulis mengamati masih banyak menemukan masalah-masalah pada siswa kelas 1, diantaranya siswa sebagian besar belum bisa mengoperasionalkan/berhitung penjumlahan dan pengurangan bilangan. Pada akhirnya penulis mencoba untuk mengatasi masalah yang dialami siswa kelas 1 dalam mengoperasionalkan/berhitung penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan benda-benda kongkrit di sekitar sekolah. Benda-benda kongkrit di sekitar sekolah yang di gunakan untuk berhitung adalah kerikil, biji-bijian, lidi dan daun. Benda-benda kongkrit yang digunakan sebagai alat bantu penjumlahan dan pengurangan merupakan alat bantu sementara sebagai penanaman konsep belajar. Apabila siswa sudah berhasil menguasai konsep, maka alat bantu berupa benda-benda kongkrit dihilangkan.
Agar kegiatan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan lebih menyenangkan, pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas, kadang siswa merasa bosan jika pembelajaran yang dilakukan itu-itu saja. Sesekali anak butuh suasana yang berbeda saat pembelajaran berlangsung sehingga pembelajaran terasa lebih mengasyikan, berkesan, dan siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil upaya peningkatan yang telah dilakukan siswa yang awalnya takut dan bingung dengan pembelajaran matematika, melalui alat-alat bantu benda Kongkrit rasa percaya diri siswa akan timbul dan merasa senang terhadap pembelajaran matematika terutama tentang mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan. Selain itu dengan kegiatan pembelajaran ini pembelajaran matematika menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa serta beban orang tua menjadi lebih ringan tidak harus membeli benda-benda diluar dan mudah mendapatkannya.
Karena alat bantu benda-benda kongkrit bersifat hanya sementara maka kita harus mengajak siswa sesekali waktu mengoprasionalkan penjumlahan dan pengurangan tanpa alat bantu serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinisiatif sendiri dalam mengoprasionalkan penjumlahan dan pengurangan agar siswa lebih mandiri dan timbul rasa percaya diri dalam diri siswa.
Dengan demikian dapat disarankan bahwa pelaksanaan pendidikan hendaknya berwawasan lingkungan karena lingkungan banyak menyediakan alat bantu yang murah, mudah didapat dan dikenal anak.
*) Penulis adalah guru MI Ma’arif NU Karangjoho,Pengadegan,Purbalingga.
editor & publisher : sri lestari