ANTARA REWARD DAN PUNISHMENT DALAM MENDIDIK ANAK
Oleh : Solahudin Ahmad Faqih, S.Pd.I *)
Menjadi pendidik yang baik bukanlah perkara yang mudah. Berapa banyak pendidik yang gagal untuk mendidik anak didiknya disebuah lembaga pendidikan disebabkan ia belum mampu mendidik dirinya sendiri. Oleh sebab itu wajib bagi pendidik untuk memperbaiki diri dari segala apa yang dikerjakan dalam mendidik anak didiknya, termasuk dalam memberikan reward dan Punishment terhadap anak didiknya.
Reward dan punishment dari apa yang telah dilakukan anak didik merupakan perkara yang pokok dan semestinya diperhatikan para pendidik dalam mendidik anak.Reward yang bisa diberikan kepada anak didik antara lain:
Pertama, memberikan pujian yang baik. Pendidik yang baik sudah semestinya memberikan semangat pujian terhadap anak didik dalam segala kebaikan yang diperbuatnya, seperti: “ bagus, good, Ahsan, Baarokallohu Fiik, atau ungkapan lain dalam rangka memotivasi/menguatkan anak didik dan meninggalkan kesan baik dalam jiwa anak didik, menumbuhkan rasa cinta pada pendidiknya dan madrasahnya, membuka kefahaman terhadap ilmu yang diajarkannya serta memberi semangat teman-temannya untuk bisa mencontohnya.
Kedua, memberikan balasan berupa benda. Secara nurani, anak didik akan sangat senang apabila keberhasilan yang dicapai mendapatkan imbalan berupa benda tertentu, seperti alat tulis sekolah, pakaian sekolah, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu bagi pendidik sebaiknya mampu memberikan reward sesuai apa yang menjadi kecintaan/kesukaan anak didiknya pada saat yang tepat.
Ketiga, Memberikan tepukan di pundak. Tepukan di pundak pada saat anak didik berhasil menjawab pertanyaan atau tugas merupakan sebuah penghargaan. Tidak ada salahnya bagi pendidik untuk memberikan tepukan di pundak sebagai wujud perhatian dan penghargaan dalam rangka memotivasi anak agar lebih baik lagi.
Keempat, Bersahabat. Pendidik yang baik hendaknya bisa bersikap seperti sahabat bagi anak didiknya. Dengan bersahabat yang baik, maka kesulitan yang ada bisa di ungkapkan atau disampaikan kepada pendidik, dan ilmu yang diberikanpun akan mudah diterima karena kedekatan bagai sahabat.
Kelima, Do’a. Do’a pendidik kepada anak didik merupakan hal yang harus dilakukan dalam rangka membantu dan mendorong keberhasilan anak didik, sehingga tujuan dan harapan dari materi yang disampaikan bisa tercapai dengan baik dan maksimal.
Bagi pendidik yang baik seharusnya menghindari hukuman jasmani karena berbahaya bagi anak didik dan pendidik sendiri. Hukuman jasmani dapat menimbulkan kerenggangan antara keduanya dan citra pendidik pun bisa menjadi tidak baik. Diantara keburukan hukuman fisik bagi anak didik diantaranya :
Pertama, Menghambat jalannya pelajaran
Kedua, menimbulkan pengaruh dan akibat yang buruk bagi pendidik dan anak didik
Ketiga, memutuskan kepahaman pelajaran atas anak yang diberi hukuman
Keempat, mengantarkan pendidik untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada keluarga anak didik
Kelima, Menyebabkan hilangnya perasaan saling menghormati antara anak didik dan pendidiknya, dan menyebabkan kerenggangan hubungan antara keduanya.
Pendidik yang baik hendaknya tidaklah berlindung kepada hukuman jasmani kecuali karena “darurat” dan itupun dilakukan dengan sifat yang mendidik dan tidak membahayakan tubuh. Ia selamanya mengutamakan Reward (memberikan balasan atas suatu kebaikan) dari apa yang telah dilakukan oleh anak didiknya daripada memberikan Punishment (hukuman), karena balasan kebaikan (reward) akan memberikan semangat kepada anak didiknya untuk terus belajar menambah ilmu pengetahuan sehingga tujuan pendidikan yang diberikan akan tercapai dengan baik dan maksimal. Adapun Punishment terhadap anak didik dalam memberikan pendidikan akan meninggalkan bekas yang terasa pada pribadi anak didik, dan akan menjadi pemisah antara ia, kefahaman dan ilmu, serta akan membunuh semangat anak didik untuk maju dan berkembang.
*) Penulis adalah Guru MI Muhammadiyah Tunjungmuli Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga
editor & publisher : sri lestari