SDM Unggul Melalui Keteladanan Guru

SDM  Unggul Melalui Keteladanan  Guru

Oleh : Laela Mukharoh, S.Pd.I

Pepatah mengatakan “Satu keteladanan lebih baik daripada seribu nasihat”.  Hal ini berlaku diberbagai lini kehidupan. Dalam lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga, dan juga tentunya dilingkungan sekolah. Suatu sekolah diibaratkan juga sebagai  sebuah keluarga.  Dimana di  sekolah, ada orang tua dan anak-anak.
 Guru adalah orang tua disekolah, dan siswa adalah anak-anak yang harus selalu dibina dan  di didik setiap saat.  Alangkah indahnya jika seorang guru disekolah menganggap bahwa siswa-siswinya adalah putra-putrinya sendiri, yang akan selalu dibimbing dengan penuh kasih sayang, dibina dengan segala  daya dan upaya yang dimiliki oleh guru tersebut, dan selalu di beri motifasi untuk selalu belajar dan terus belajar, demi kemajuan putra-putrinya.
Maka disinilah, peran guru di sekolah dinilai sangat strategis dalam mewujudkan sumber daya manusia unggul, karena sebagian besar waktu efektif anak dihabiskan dilingkungan sekolah. Selain orang tua di rumah, seorang siswa akan menjadikan  guru disekolahnya sebagai suri tauladan yang akan selalu terpatri dibenaknya. Seorang siswa akan menjadikan gurunya sebagai idola, yang akan mempengaruhi perilaku siswa tersebut.
Lalu, apakah seorang guru, di era sekarang ini sudah memiliki karakter yang dapat diteladani oleh siswa-siswinya…? Dimana semua perilaku seorang guru akan selalu diperhatikan oleh siswa-siswi dan juga wali muridnya, bahkan masyarakat secara umum, baik perilaku di rumah, maupun di sekolah. Bahkan sekarang ini ada dunia maya, berupa face book, whattshapp, twitter, line dan lainnya yang juga menjadikan semua perilaku seorang guru dapat  dilihat juga melalui dunia maya tersebut. Perilaku seorang guru dapat dilihat dari postingan-postingan, dan status  yang selalu diunggahnya.
Seorang guru harus benar-benar menyadari profesinya, dimana seorang guru dituntut memiliki  empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi kepribadian.  Keempat kompetensi tersebut satu sama lain saling berkaitan dan saling menunjang. Empat kompetensi tersebut akan dilihat dan dinilai oleh siswa-siswinya sebagai satu kesatuan yang akan selalu menjadi contoh atau teladan bagi mereka.
Dari empat kompetensi tersebut, salah satu yang paling terlihat dan langsung dapat dinilai oleh masyarakat adalah kompetensi kepribadian. Seorang guru harus memiliki karakter dewasa, stabil, arif dan bijaksana, berwibawa, mantap, berakhlak mulia, dan bisa menjadi teladan bagi siswa-siswinya.
Menurut Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta periode tahun 2015-2019, dalam makalahnya yang berjudul “Guru Profesional Harus Memiliki Kepribadian Yang Baik”. Dia menuliskan bahwa komepetensi kepribadian merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting untuk bisa dipenuhi oleh seorang guru agar dapat melaksanakan tugas dengan baik. Memang kompetensi kepribadian bukan bagian dari bahan yang akan diajarkan para guru, tapi merupakan kekuatan yang harus dimiliki setiap guru, agar dapat mengantarkan siswanya menjadai orang-orang yang cerdas. Guru harus memiliki komitmen untuk mengajar, membimbing dan mendampingi siswanya belajar. Masih menurut beliau, bahwa kompetensi kepribadian tidak sesempit komitmen mengajar, membimbing, dan mendampngi para siswanya belajar agar menjadi anak-anak berprestasi dimasa yang akan datang.  
Disinilah keteladanan seorang guru benar-benar dibutuhkan, dalam rangka menanamkan karakter tersebut kepada peserta didiknya. Dari tingkat Paud, TK, SD/MI, SMP/MTS/, SMA/MA, bahkan sampai Perguruan Tinggi, penanaman  karakter tersebut terus-menerus dan kontinyu, sehingga diharapkan akan dapat mewujudkan Sumber Daya Manusia  (SDM) Indonesia yang unggul. sebaliknya jika terjadi seorang guru tidak memiliki kompetensi kepribadian tersebut diatas maka akan buruklah karakter peserta didiknya dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang diharapkan tidak akan ada di Indonesia.
Untuk itu, marilah kita memulai dari diri kita pribadi, mari kita jadikan profesi guru sebagai  profesi  yang benar-benar muncul dari hati yang ikhlas, sehingga nantinya akan muncul kekuatan untuk menjadikan diri kita guru yang memiliki karakter dewasa, stabil, arif dan bijaksana, berwibawa, mantap, berakhlak mulia, dan bisa menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat,  sesuai dengan harapan bangsa Indonesia bahwa guru berperan besar dalam mewujudkan sumber daya manusia yang unggul Menuju Indonesia Emas 2045. (Penulis adalah Kepala MIM 2 Slinga Kec. Kaligondang Kab. Purbalingga Jawa Tengah).

editor & publisher : sri lestari

Translate ยป