Purbalingga – Monitoring dan evaluasi (monev) yang dilakukan oleh pejabat atau pimpinan instansi dalam penyelenggaraan kegiatan ujian akhir di sebuah lembaga pendidikan merupakan hal yang biasa. Namun kehadiran pejabat yang tidak diinformasikan sebelumnya menjadikan kegiatan monev seperti sebuah inspeksi mendadak (sidak).
Dalam rangka memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Ujian Madrasah Berbasis Komputer (UMBK) tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) tahun pelajaran 2021/2022, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga H. Muhammad Syafi’ melakukan kegiatan monev selama 2 hari, Jumat (27/5/2022) dan Senin (30/5/2022).
Dalam kunjungan monev perdananya ke MIM Penaruban Kecamatan Kaligondang, Jumat (27/5) Kakankemenag Purbalingga Muhammad Syafi’ menyampaikan beberapa pesan kepada Kepala dan guru-guru di madrasah tersebut.
“Madrasah harus memiliki sesuatu yang menjadi daya tarik bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan perlunya peningkatan keikhlasan para pendidik dan tenaga kependidikan di madrasah di tengah-tengah persaingan yang semakin komplek antar lembaga pendidikan, khususnya pada akhir tahun pelajaran.
“Seperti halnya orang berdagang, pengelolaan madrasah juga sama harus ada sesuatu produk atau program yang baik atau unggul yang bisa dijual kepada masyarakat sebagai pembelinya,” jelasnya.
Selain itu ia meminta guru-guru yang mengabdikan dirinya di madrasah tersebut tetap mengajar dengan profesional. Meskipun belum memiliki kesejahteraan setara PNS Kakankemenag Muhammad Syafi’ meyakinkan para guru bahwa Allah maha adil.
“Rejeki itu tidak hanya yang berujud uang. Kesehatan anak istri, keamanan, anak-anak yang shalih-shalihah, keluarga yang sakinah, umur yang barokah itu semua rejeki dari Allah. Dan Allah akan mendatangkan rejeki bagi hamba-hamba-Nya yang bertakwa dari arah mana saja yang Ia kehendaki dan dari arah yang tidak kita duga,” pesannya.
Puas
Dalam kunjungannya tersebut Kakankemenag Purbalingga yang juga pengasuh Pondok Pesantren Yaqutun Nafis Banjarnegara menyempatkan diri mengetes kemampuan menghafal Al Quran salah satu siswa madrasah tersebut. Ia merasa puas siswa tersebut dapat melanjutkan bacaan potongan ayat Al Quran yang dipilihnya secara acak. Ia meminta agar kemampuan siswa tersebut terus dikembangkan agar semakin sempurna sebagai seorang hafiz.* (sar)