Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Aktif

                         Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Aktif

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak guru saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum dan lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman.Hal ini yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi biasanya guru menggunakan metode ceramah yang dalam pelaksanaanya, siswa hanya duduk,mencatat,dan mendengarkan apa yang disampaikan guru serta sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian suasana pembelajaran menjadi tidak hidup dan siswapun menjadi pasif.
Berikut penulis paparkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa dikelas.
pertama, dengan Snowball Drilling dilakukan dengan langkah-langkah“siswaditunjuk satu persatu untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru apabila siswa yang ditunjuk pertama berhasil menjawab maka siswa berhak menunjuk teman yang lainnya untuk menjawa bsoal berikutnya.Tapi jika peserta tersebut gagal menjawab pertanyaan pertama maka diaharus menjawab hingga berhasil menjawab. Selanjutnya diakhir pembelajaran guru memberikan ulasan terhadap hal yang telah dipelajari peserta didik”.
Kedua , Question Student Have dilakukan dengan menggunakan Langkah-langkah ”mengadakan pretest sebelum pembelajaran dimulai, menjelaskan secara singkat langkah-langkah metode Questions Student Have. Selanjutnya siswa dibagi menjadi empat kelompok kemudian diberi waktu 20 menit untuk membaca materi , selanjutnya siswa diminta untukmenulis pertanyaan dikertas dan diberikan kepada temannya searah jarum jam dan diberi tanda centang (v) oleh siswa lain jika ingin ditanyakan dan di beritanda strip (-) jika tidak ingin ditanyakan , kemudian pemilik lembar pertanyaan diminta menghitung tanda centang yang ada pada blangkonya, pertanyaan yang paling banyak mendapat tanda centang mendapat prioritas untuk dijawab. Setelah pertanyaan dibacakan maka kesempatan menjawab pertama diberikan kepada siswa yang tidak memberi tanda centang pada pertanyaan ,terakhir semua kertas dikumpulkan karena kemungkinan ada pertanyaan yang perlu dijawab pada pertemuan
berikutnya. Setelah selesai semua proses siswa diberi penilainan berupa soal-soal post test yang telah disiapkan”. KeTiga, Debate dilakukan dengan langkah-langkah” buat siswa menjadi dua kelompok kemudian duduk berhadapan,salah satu siswa dari kelompok membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, kemudian satu kelompok bertugas membuat pertanyan dan kelompok yang lain membuat jawaban atas pertanyaan dari kelompok dihadapannya selanjutnya guru mencocokan, membahas hasil kerja mereka dan membuat kesimpulan serta penguatan materi. Dari ketiga contoh metode yang telah penulis praktekan dikelas VI MI Ma’arif NU Karangjoho ,Pengadegan itu merupakan salah satu bentuk interaksi umpan balik antara guru dan siswa. Sebagai seorang guru penulis tentunya merasa sudah berhasil mencapai tujuan pembelajaran serta merasa puas karena bisa melihat siswanya terlihat sibuk ,aktif dan kreatif. Apalagi jika bangku di atur berkelompok serta duduk saling berhadapan tentunya keadaan tersebut dapat menjadi pengalaman tersendiri bagi siswa .Melalui kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan teman,secara tidak langsung juga telah menumbuh kembangkan mental siswas hingga timbul rasa percaya diri, dan tumbuhnya perasaan nyaman dengan sosok seorang guru serta tidak takut pada pelajaran tertentu yang selama ini dianggapnya sulit namun sekarang menjadikansiswa lebih asyik dalam mengikuti proses pembelajaran.

* Penulis adalah guru kelas VI di MI Ma’arif NU Karangjoho, Purbalingga.

editor & publisher : sri lestari

Translate »