Mendidik Anak Perlu Kesholihan Para Pendidik

Mendidik Anak Perlu Kesholihan Para Pendidik

Oleh : Solahudin Ahmad Faqih, S.Pd.I)*

Anak-anak yang sholih dan sholihah adalah anak yang selalu diharapkan dan menjadi dambaan bagi orang tua, guru, dan lingkungan masyarakat. Dengan terbentuknya kesholihan bagi anak didik maka peradaban dan ilmu pengetahuan di suatu negeri akan berdampak positifnya dalam menghadapi segala tantangan dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu pendidikan berkarakter kesholihan menjadi sangat penting dalam sebuah lembaga pendidikan dan hal itu perlu ditanamkan pada anak sejak sedini mungkin oleh para pendidik dan orang tua agar terbentuk masyarakat yang berkualitas dimasa depan. Sebagian pendidik terkadang lupa bahwa keshalihan dalam mendidik anak merupakan modal utama dalam ketercapaian tujuan pendidikan yang diharapkan.

Keshalihan jiwa pendidik dan perilaku yang baik dalam menanamkan pendidikan bagi anak didik sangat berpengaruh  dalam terbentuknya kesholihan pribadi anak. Bagi anak didik yang pertama kali dilihat antara lain adalah figure pendidik tersebut setelah orang tua. Manakala para pendidik dalam menyampaikan materi pendidkan dengan dihiasi kesholihan dan akhlak mulia, niscaya anak didik akan merekam apa yang telah disampaikan dengan kuat di benaknya, dan hal ini akan ditiru dan di praktekan dalam keseharian, seperti jujur dalam bersikap, disiplin dalam bertindak, patuh dan hormat pada orang tua, bapak dan ibu guru, serta bertanggung jawab dalam segala permasalahan kehidupan.

Pepatah mengatakan ”buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya”. Betapa banyak keteladanan dan kesholihan para pendidik akan menjadi patri pada diri anak didik dalam mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki disebabkan karakter dasarnya telah berjalan degan baik, yaitu suka meniru dengan pribadi yang baik dan penuh kesholihan.

Dengan keshalihan pendidik, maka materi yang diberikan kepada anak didik akan mudah dimengerti, dikembangkan dan dilaksanakan secara baik dan maksimal.

Jikalau kita menginginkan anak didik kita rajin untuk mendirikan sholat-sholat sunnah, dan sholat dhuhur berjama’ah sebagai contoh atau sholat lima waktu di Masjid dengan teratur, maka guru dan juga orang tua bisa melakukan pembiasaan dengan menggamit tangan anak didiknya agar berangkat ke masjid bersama,  sehingga menumbuhkan rasa semangat dalam melaksanakan kegiatan tersebut, dan tentunya koordinasi antara pndidik dengan orang tua anak dalam pembiasaan pembentukan karakter kesholihan adalah sebuah keniscayaan. Bukan hanya dengan memerintahkan pada anak untuk pergi ke masjid melaksanakan sholat sunnah atau sholat wajib dengan berjama’ah, sedangkan dirinya asyik di kantor atau HP-an ditempat lain dan tidak ke masjid.

Jika Pendidik atau orang tua berharap anak-anaknya agar rajin membaca Al Qur’an, maka ramaikanlah ruang kelas atau madrasah dengan lantunan ayat-ayat suci Al Qur’an yang selalu keluar dari lisan bapak/ibu guru dan anak didiknya atau melalui media elektronik lain.

Kalau pendidik atau orang tua ingin anak didiknya selalu selalu jujur dalam bertutur-kata, maka selaku pendidik atau orang tua harus menghindari berbohong walau sekecil apapun dihadapan anak didik, karena disadari atau tidak apa yang dilakukan oleh pendidik akan senantiasa direkam dan ditiru oleh peserta didik dan dijadikan sebagai pijakan dalam melangkah dan menentukan arah untuk masa depan anak didik tersebut.

Oleh sebab itu, agar pendidikan disebuah lembaga sekolah/madrasah bisa lebih baik dan berkualitas maka para pendidik harus menata diri memberikan keteladanan dalam mensholihkan dirinya sebelum mensholihkan anak didik. Dengan kesholihan pendidik maka arah pendidikan akan lebih mudah tercapai sesuai apa yang diharapkan.

 *) Guru MI Muhammadiyah Tunjungmuli Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga

editor & publishing : sri lestari

           

Translate ยป