Kiat Menjadi Guru Kekinian Untuk Kids Zaman Now Yang Selalu Dirindukan

Kiat Menjadi Guru Kekinian Untuk Kids Zaman Now Yang Selalu Dirindukan

Oleh : Makhtup, S.Pd.I)*

 

            MENJADI guru di zaman sekarang pastilah memiliki tantangan yang jauh berbeda dengan menjadi guru di zaman dahulu. Guru tentunya memiliki pengalaman yang jauh berbeda dengan siswa-siswanya sekarang. Hal tersebut tidak jarang membuat pembelajaran menjadi kurang menarik, membosankan bahkan terkesan kaku. Padahal pada dasarnya pembelajaran tidak hanya upaya transfer ilmu pengetahuan saja. Namun juga pembinaan karakter yang mengharuskan adanya upaya-upaya pendekatan-pendakatan emosional terhadap peserta didik.

Aswarary Agansya (2018:115) berpendapat bahwa, “guru mempunyai peran penting memodifikasi cara mengajar yang terencana, unik, sekaligus berbeda. Inovasi dibutuhkan supaya materi yang kita sampaikan kepada peserta didik lebih menyenangkan agar tidak terkesan kaku atau monoton. Menjadi guru masa kini juga harus supel, lucu, dan tidak mudah emosi dalam menghadapi peserta didik di kelas.”

Menurut pendapat di atas menjadi guru tidaklah hanya sebatas sebagai pemberi pengajaran. Namun, agar tujuan pembelajaran guru juga harus mempelajari cara mengajar yang inovatif sesuai dengan perkembangan zaman. Cara-cara tersebut tidak lepas dari pola mengajar dan kepribadian guru itu sendiri. Anak-anak zaman sekarang tidak menyukai kekauan, turutama guru yang hanya memedulikan nilai dan penyampaian materi saja. Peserta didik di zaman sekarang lebih suka didengar pendapatnya dan dipahami perasaannya. Maka dari itu, tidak ada salahnya sebagai seorang guru yang kekinian harus memiliki sikap-sikap yang sejalan dan pola pikir pesera didiknya di zaman sekarang.

Menghadapi peserta didik zaman now perlu adanya upaya-upaya membangun ikatan emosional dengan peserta didik. Peserta didik zaman now sangat berbeda dengan peserta didik zaman dahulu, zaman pada saat kita  (guru)  menjadi seorang murid. Peserta didik zaman dahulu memiliki sikap tertutup tetapi cenderung penurut dan menganggap sosok guru sebagai seorang yang sangat dihormati bahkan sampai pada level ditakuti.

Hal ini sangat berbeda dengan peserta didik zaman sekarang (kids zaman now) yang lebih terbuka, berani berpendapat, dan mudah bergaul. Menyesuaikan pola pendidikan dengan pola berpikir peserta didik sudah sepantasnya dilakukan oleh para guru agar terjalin hubungan emosional yang erat. Menjadi seorang guru bukanlah sosok yang harus ditakuti bagi peserta didiknya. Namun juga bukanlah teman yang bisa diremehkan. Guru harus pandai memposisikan diri seuai dengan batasan-batasan yang tidak menyalahi norma dan nilai-nilai pendidikan.

Dengan mempraktekkan cara-cara di atas kita sebagai guru diharapkan mampu menjadi guru yang tidak hanya menyampaikan materi saja. Namun, menjadi sosok yang menyenangkan dan akan selalu dirindukan oleh peserta didik yang kita didik.

Seperti contoh dalam sebuah kasus. Bahwasannya peserta didik zaman sekarang (kids zaman now) sudah melek teknologi, akrab dengan dunia digital, dan sudah tidak asing dengan internet dan media sosial. Dalam hal ini, mereka yang dilarang menggunakan media sosial jelas tidak akan mampu kita larang karena memang sudah zamannya. Justru apabila mereka tidak mengenal teknologi mereka akan buta teknologi dan ketinggalan zaman. Langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk menghadapi situasi semacam ini tentu harus disesuaikan dengan pola pikir mereka. Contohnya dengan mengikuti akun media sosial peserta didik agar dapat mengontrol dan memberikan nasehat etika-etika bermedia sosial agar dapat menangkal pengaruh buruk dari era globlalisasi di zaman modern seperti sekarang ini tanpa mengesampingkan dampak positif dari teknologi dan globalisasi.

Demikan beberapa langkah menjadi guru kekinian yang gaul yang akan dirindukan oleh kids zaman now.

*) Penulis adalah guru kelas MI Ma’arif NU 2 Baleraksa, Karangmoncol, Purbalingga.

editor & publisher : sri lestari

Translate »