Guru Inovatif Tuntutan Era 4.0

Guru Inovatif  Tuntutan Era  4.0

Oleh : Laela Mukharoh, S.Pd.I

 

Lima Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama Republik Indonesia
Integritas
Profesionalitas
Inovasi
Tanggung Jawab
Keteladanan
Demikianlah Lima Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama Republik Indonesia, yang  selalu didengungkan setiap hari pada lembaga-lembaga dibawah naungan kementerian agama termasuk salah satunya adalah madrasah. Tentunya dengan diucapkannya lima nilai budaya kerja Kementerian Agama tersebut setiap hari dimadrasah, diharapkan nantinya guru-guru madrasah dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Sejalan dengan hal tersebut dalam rangka menyongsong  era revolusi industri 4.0 sekarang ini, seorang  guru  benar-benar dituntut untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas se efektif dan se efisien mungkin sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Agar pembelajaran dapat efektif dan efisien, maka seorang guru harus selalu melakukan inovasi-inovasi agar kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan bagi anak.
Inovasi dalam pembelajaran maksudnya adalah bahwa dalam kegiatan pembelajaran tersebut terjadi hal-hal baru, yang bersumber dari guru sebagai fasilitator dan juga siswa yang sedang belajar. Guru dituntut untuk dapat mengiplementasikan hal-hal baru yang cocok dan relevan dengan masalah yang dipelajari oleh siswa, dan melalui kegiatan pembelajaran, siswa dapat menemukan caranya sendiri untuk menemukan dan memperdalam hal-hal yang dipelajari.
Pembelajaran yang inovatif bagi guru dapat digunakan untuk menerapkan temuan-temuan terbaru dalam pembelajaran, terlebih lagi jika temuan itu merupakan temuan guru yang pernah ditemukan dalam penelitian tindakan kelas atau sejumlah pengalaman yang telah ditemukan selama menjadi guru. Melalui pembelajaran yang inovatif, siswa tidak akan buta tentang teknologi dan mereka bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada sekarang ini. Dengan demikian pembelajaran diwarnai oleh hal-hal baru sesuai perkembangn ilmu pengetahuan dan teknologi (Uno, 2012:11)
Untuk itulah kita sebagai insan pendidikan  harus berusaha untuk terus-menerus meningkatkan kemampuan belajar dan  ketrampilan kita, agar  sesuai dengan kebutuhan era industri 4.0. Hal yang paling menonjol dari revolusi industri 4.0 adalah penggunaan teknologi dan mesin yang dapat menggantikan peran manusia dalam proses industri. Kegiatan ini dapat menggantikan peran manusia dalam proses industri, hasilnya adalah berkurangnya lapangan pekerjaan dalam industri manufaktur tetapi dengan revolusi industri 4.0, juga dapat menghasilkan jenis pekerjaan baru dibidang lain. Revolusi industri juga dapat berpengaruh pada dunia pendidikan, karena bisa saja sistem pendidikan sekarang ini tidak relevan lagi dengan dunia kerja.
Contoh dari kegiatan  belajar mengajar yang ada ditingkat dasar, khususnya di MI Muhammadiyah  2 Slinga, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat materi wawancara. Dari materi tersebut, guru melakukan inovasi pembelajaran dengan cara memberikan tugas kelompok untuk melakukan praktek wawancara, dimana untuk laporan kegiatan wawancara berupa rekaman video pelaksanaan  wawancara. Dari tugas tersebut, siswa sudah belajar untuk bagaimana cara menggunakan alat untuk merekam, bisa menggunakan kamera dgital maupun menggunakan kamera yang ada pada HP android. Kemudian untuk menggabungkan tulisan dan gambar, maka siswa juga belajar untuk mencari aplikasi yang sesuai dengan  apa yang diharapkan. Ini berarti siswa sudah belajar untuk bagaimana menggunakan internet dengan bijaksana, yaitu internet digunakan untuk mencari referensi yang berhubungan dengan materi pelajaran.
Contoh lain pada pembelajaran tentang hewan herbivora ditingkat dasar, khususnya di MI Muhammadiyah 2 Slinga. Dimana ketika menjelaskan materi pelajaran tentang hewan herbivora, guru menggunakan media berupa power point yang ditayangkan melalui LCD, disertai dengan menyanyikan lagu-lagu yang syairnya berupa materi pelajaran. Kemudian siswa diberi tugas kelompok untuk mencari contoh hewan-hewan herbivora yang ada dilingkungannya, dengan cara membuat laporan berupa rekaman kegiatan observasi hewan herbivora di lingkungan masing-masing.  
Contoh-contoh tersebut diatas hanyalah contoh kecil dari sekian inovasi-inovasi yang dilakukan oleh guru. Maka, marilah, kita jadikan pembelajaran dikelas kita menjadi pembelajaran yang bermakna. Bermakna bagi guru dan bermakna bagi peserta didiknya. Sehingga kita juga dapat menselaraskan ilmu yang didapat oleh peserta didik di madrasah dengan dunia kerja yang akan mereka hadapi di era revolusi industri 4.0. (Penulis adalah Kepala MIM 2 Slinga Kec. Kaligondang Kab. Purbalingga Jawa Tengah).

editor dan publisher : sri lestari

Translate ยป