Purbalingga (Humas) –
Imam Al Ghozali pernah melakukan dialog dengan murid-muridnya. Salah satu di antara 6 pertanyaan yang dibahas yaitu hal yang paling dekat dengan manusia di dunia ini yaitu al maut atau kematian.
Hal tersebut dikemukakan Pengawas Pendidikan Agama Islam Sutaryo dalam ceramahnya pada kegiatan Kultum Bakda Dhuhur yang digelar di Masjid Uswatun Khasanah komplek Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Selasa (11/3/2025).
“Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?
Sesungguhnya yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini adalah kematian. Yang paling jauh dari kita adalah masa lalu, yang paling besar adalah hawa nafsu, yang paling berat adalah memegang amanah, yang paling ringan adalah meninggalkan solat 5 waktu dan yang paling tajam di dunia ini sesungguhnya adalah lidah manusia,” ungkapnya.
Menurutnya ada pelajaran yang sangat berharga bagi manusia dalam hidupnya dari dialog tersebut. Bahwa kematian sebagai sesuatu yang memutuskan segala kenikmatan dan kesenangan yang dirasakan manusia selama hidupnya di dunia. Ia pun memberikan saran atau trik untuk dilakukan.
“Kurangi rasa cinta terhadap dunia dengan dzikrul maut. Karena sesungguhnya cinta dunia itu menyebabkan orang takut mati, ” ujarnya.
Ia menambahkan, setiap orang akan mengalami kematian. Maka hendaklah setiap orang itu memperbanyak mencari bekalnya masing- masing.
“Bekal kematian tiada lain ialah amal soleh, ” ujarnya.
Tiga Hal
Kepada jamaah yang hadir, Sutaryo mengingatkan bahwa ada 3 hal yang mengikuti seorang mayat saat akan dikuburkan.
“Pertama, ahli atau keluarganya.Kedua, hartanya, dan ketiga amal ibadahnya.
Yang kedua akan kembali dan satu saja yang tertinggal dan mengikutinya, yaitu amal sholih, ” tandasnya.
Amal sholih dapat kita kumpulkan dengan melakukan berbagai amal ibadah yang dituntunkan, dengan melakukan solat, puasa membayar zakat dan menjalankan syariat Islam lainnya yang dituntunkan, imbuhnya. * (sar)
