Disiplin Shalat Anak Ditumbuhkan Dari Pembiasaan Shalat Berjamaah Dimadrasah

Disiplin Shalat Anak Ditumbuhkan Dari Pembiasaan Shalat Berjamaah Dimadrasah  

Oleh : Budi Restuniati, S.Pd.I)*

 

ALLAAHUAKBAR allaahuakbar panggilan bagi setiap muslim untuk melaksanakan shalat, shalat lebih baik dilaksanakan sesuai dengan waktunya dan lebih utama lagi bila dikerjakan dengan berjamaah. Shalat berjamaah bagi laki-laki lebih baik dilaksanakan di masjid sedangkan bagi wanita mengerjakan shalat lebih baik di rumah.

Shalat merupakan rukun Islam yang kedua, shalat adalah perbuatan ibadah yang dimulai dengan takbiratul ihrom dan diakhiri dengan salam dengan didalamnya terdapat syarat dan rukunnya. M. Dailamy SP. (2008:56).

Hukum  melaksanakan shalat adalah fardlu 'ain artinya setiap orang muslim baik laki-laki maupun perempuan (yang sudah dewasa) wajib melaksanakan shalat. Shalat yang diwjibkan ada 5 yaitu : dzuhur, ashar, maghrib, isa, dan subuh, selain itu adalah tergolong shalat sunah. Karena shalat itu diwajibkan sudah barang tentu ada imbalan bagi orang yang mengerjakan dan ada balasan bagi orang yang meninggalkan. Orang yang mengerjakan shalat dengan berjamaah akan mendapatkan pahala duapuluh drajat sedangkan yang mengerjakan sendirian akan mendapatkan satu drajat.

Waktu mengerjakan shalat sudah diatur sedemikian, sehingga tidak akan merepotkan manusia dalam melaksanakan shalat di tengah-tengah kesibukannya dalam bekerja. Mengerjakan shalat secara tidak langsung manusia sedang beristirahat dari kerasnya bekerja. Setelah shalat akan muncul gairah bekerja dengan semangat baru lagi dan akan muncul pemikiran-pemikiran yang cemerlang disaat sebelum shalat tidak dapat dipecahkan pemasalahan yang dihadapi.

Pembiasaan shalat berjamaah di madrasah diharapkan dapat menumbuhkan rasa disiplin anak untuk shalat ketika berada dilingkungan keluarga dan masyarakat. Lingkungan keluarga hendaknya dapat menjadi lingkungan yang dapat meneruskan kebiasaan-kebiasaan anak yang sudah baik ketika berada di madrasah. Orang tua menjadi guru paling utama dirumah sudah sepantasnya dapat memberikan suri tauladan yang baik kepada anak-anaknya. Peran aktif orang tua dalam dalam beribadah menjadikan anak lebih giat lagi beribadah, bukan hanya sekedar menyuruh anak untuk shalat ke masjid atau musola. Selain menyuruh orang tua harus mengawasi dan mengontrol anak-anaknya dalam shalat.

Lingkungan masyarakat juga mempunyai peranan dalam mengawasi anak-anak yang dalam taraf berlatih shalat, bukan melarangnya ketika mereka masuk masjid. Memori ingatan anak sangat kuat ketika sudah dilarang masuk masjid maka akan terngiang terus dalam ingatannya ketika besar diajak kemasjid tidak akan mau takut akan dimarahi lagi. Bimbinglah anak-anak ketika di masjid, mereka belum dapat membedakan  masjid dan tempat bermain. Jangan beranggapan kewajiban mendidik adalah guru-guru di madrasah saja, lingkungan masyarakat justru lingkungan yang paling banyak ditiru oleh usia anak-anak.

Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang tidak shalat maka akan merobohkan agama. Itu penggalan makna hadits, jadi dari sedini mungkin anak-anak harus diajarkan shalat, harus didisiplikan untuk mengerjakan shalat lebih baik lagi mengerjakan shalat dengan berjamaah serta membiasakan shalat diawal waktu. Ada kentungan orang yang shalat diawal waktu diantarnya adalah : 1). Allah mencintinya, 2). Allah melunakkan hatinya, 3). Badannya senantiasa sehat, 4). Di mana saja ia berada selalu dijaga oleh malaikat, 5). Rumahnya penuh berkah, 6). Raut wajahnya menampakkan jati diri orang soleh, 7). Kelak ia menyebrangi shirath secepat kilat, 8). Ia kelak akan diselamatkan Allah SWT. dari api neraka, 9). Allah memasukkannya ke surge.

*) Penulis adalah guru kelas MI Ma'arif NU 2 Baleraksa, Karangmoncol, Purbalingga.

 editor & publisher : sri lestari

Translate ยป