Purbalingga – Guru adalah profesi yang strategis Dalam dunia pendidikan yang paling mengetahui dinamika pendidikan adalah guru itu sendiri. Keberhasilan pendidikan dan persoalan pendidikan 90% diselesaikan di dalam ruang kelas. Karena di ruang kelas tersebut gurulah yang menjadi perencana, pelaksana, penilai serta pengevaluasi kegiatan. Sebaik apapun kurikulum, fasilitas dan metode, serta sebaik apapun kesejahteraan yang diberikan pemerintah kepada guru jika tidak diimbangi dengan keselarasan kualitas dan kompetensi guru maka hasil pendidikan pun akan jauh dari yang diharapkan. Hal tersebut dikatakan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Karsono saat membuka Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Kamis (15/11). Kegiatan yang diikuti 44 Guru Agama Islam tersebut berlangsung di Aula Lantai II kantor setempat.
“Dengan demikian guru menduduki posisi yang luar biasa. Jika ingin pendidikan berjaya maka ciptakan guru yang handal. Salah satu caranya adalah dengan membangun kompetensi yang lebih baik. Guru juga harus memiliki imajinasi yang tinggi. Jangan terkungkung pada dunia sendiri yang berakibat terjadinya dikotomi, karena akan menyebabkan keterputusan antara keinginan guru dan masyarakat,” ungkap Karsono menjelaskan.
“Guru Agama mempunyai dua tugas istimewa, yakni menjaga moral anak didik dan menjawab tantangan zaman. Jika ada kegagalan moral maka guru agamalah yang disorot pertama kali. Dengan demikian, guru dituntut sempurna. Jangan menangisi kekurangan. Justru kekurangan yang ada pada diri kita dijadikan sebagai titik balik awal kebangkitan kita untuk menjadi guru yang senantiasa dinamis, pandai membaca fenomena dan menangkap harapan masyarakat, ” tambahnya.
Salah satu peserta workshop, Yusup mengungkapkan apresiasinya. Ia merasa beruntung dengan adanya kegiatan workshop tersebut. Selain menambah wawasan juga mempererat jalinan silaturrahmi antar Guru Pendidikan Agama Islam di tingkat SD, SMP, SMA dan SMK. (sri/sar)
