Arin Hidayat, Penyuluh Agama Islam yang sukses mencetak sekolah meraih prestasi melalui seni hadroh

Purbalingga Hadroh. Satu jenis musik ini begitu kental dan melekat dalam jiwa raga personil Penyuluh Agama Islam Bidang Keluarga Sakinah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga. Arin Hidayat, yang bertugas KUA Kecamatan Purbalingga ini memang sejak usia kanak-kanak sudah menggandrungi musik berirama Timur Tengah. Pria kelahiran 8 Januari 1985 ini ketika kelas 5 Sekolah Dasar, dia sudah mulai belajar bermain gitar, diajari oleh Pamannya.

“Sejak SD saya sudah diajari main gitar oleh om saya. Saat SMP saya mulai diajarkan cara main band. Kemudian saat saya masuk Ponpes Al Asy’ariyyah Kalibeber Wonosobo, dan sekolah di SMA Takhasus Al Quran, saya masih main musik, tapi tidak lagi ngeband, melainkan berubah haluan ke musik Hadroh. Dan itu berlangsung hingga masuk kuliah di UNSIQ Wonosobo,” terangnya.

Tidak heran, saat mondok itulah, Arin (panggilan akrabnya) menjadi anggota Korps Dakwah Santri (KODASA) yang salah satu perannya adalah melantunkan salawat dengan iringan musik hadroh dalam acara-acara ceremonial pondok, diantaranya Khotmil Qur’an yang diselenggarakan tiap tahun. Sedangkan di kampus UNSIQ, Arin tergabung dalam IPQOSH ( Ikatan Parade Qori Qori’ah dan Sholawat).

Guru Hadroh di Sekolah

Sepulang dari dari UNSIQ (Universitas Sain Ilmu Al Qur’an) Wonosobo, Arin tidak lantas berhenti bermain musik Hadroh. Bahkan makin giat untuk menularkan ilmu pengetahuan musiknya ke sejumlah sekolah. Karena sebelumnya hal demikian juga sudah dilakukan sejak masih kuliah.

“Saat kuliah saya mulai mengajar hadroh di Desa Kertanegara, Baleraksa, Tunjungmuli dan Sirau. Beberapa kali menjuarai lomba hadroh. Setahun setelah lulus kuliah, pada 2008 mengajar ekstra kurikuler hadroh di SMP 1 Purbalingga, kemudian pada tahun 2011 saya mengajar Hadroh di SD Negeri Purbalingga Lor 1,” lanjutnya

Raih Prestasi

Berawal dari hal tersebut, SD Purbalingga Lor 1 menjadi grup hadroh terbaik tingkat Kabupaten Purbalingga dan Harapan 1 tingkat Jawa Tengah. Pada 2013, 2014 dan 2016, SMP 1 Purbalingga juga menjadi grup  hadroh terbaik 1 tingkat Provinsi Jawa Tengah. Dia juga pernah mengajari siswa SMP 3 Karangmoncol dan juara 1 tingkat Kabupaten Purbalingga.

Baru-baru ini, SMP Negeri 3 Purbalingga meraih juara 1 pada lomba Hadroh MAPSI tahun 2022 yang dilaksanakan di Pendopo Dipokusumo Kabupaten Purbalingga, Sabtu (15/10/2022). Keberhasilan ini tidak lepas dari hasil pelatihan dan gemblengan Arin.

Ternyata tidak hanya SMPN 3 Purbalingga saja, grup hadroh dalam bimbingan Arin dari SMPN 1 Kaligondang berhasil meraih juara kedua. Disusul SMPN 1 Purbalingga sebagai juara Harapan 1, juga hasil tempaan Arin. Hal demikian diakui oleh Arin sebagai dinamika, karena karakter masing-masing peserta didik memang berbeda.

“Masing-masing anak memiliki karakter berbeda-beda. Kalau bermain hadroh harus bisa menekan ego masing-masing agar menjadi sebuah kepaduan,” katanya.

Kilas balik

Pada 2017 Arin mengajari ekstrakurikuler hadroh di SMP 3 Purbalingga. Pada 2018 menjadi juara 1 Kabupaten dan Juara Harapan 1 Lomba MAPSI Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Menyusul setahun kemudian menjadi Juara Terbaik 1 Lomba MAPSI Provinsi Jawa Tengah. tahun ini dia mengampu ekstrakurikuler hadroh di SMP 1 Purbalingga, SMP 3 Purbalingga dan SMP 1 Kaligondang. Bahkan pada tahun 2019 lalu, Arin juga mendapat kepercayaan untuk melatih Grup Hadroh UNPERBA. Namun sejak pandemi, pelatihan untuk sementara dipending, rencana akan digiatkan kembali pada bulan Januari 2023 mendatang.

Baginya, mengajari hadroh disamping sebagai panggilan jiwa, dia juga memgaku untuk mengisi waktu luang di sela kesibukannya sebagai Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Bidang Keluarga Sakinah di KUA Kecamatan Purbalingga.

Padat Aktifitas

Arin bersama istrinya, Rachma Suswanti bertempat tinggal di Perumahan Griya Abdi Kencana Jl Sekar Mawar II No 6 RT 1 RW 7 Kelurahan Purbalingga Wetan, Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga. Ia aktif di kegiatan sebagai kader NU di Kabupaten Purbalingga. Ia kini menjabat sebagai Sekretaris MWC NU Kecamatan Purbalingga dan pengurus Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PCNU Purbalingga.

Pria asal Tunjungmuli Karangmoncol ini sarat dengan kegiatan kesenian dan keagamaan. Meskipun demikian, Arin masih menyempatkan waktunya untuk mengajar ngaji di TPQ dan Madrasah Diniyah Arina Manasikana yang ia dirikan bersama istrinya. Lokasinya berada di sebelah rumahnya. Adapun kegiatan lainnya, dia aktif di perkumpulan para hafidz-hafidzah dan para qori dan qori’ah di Jam’iyyatul Qurro Wal Khuffadz (JQH) Kabupaten Purbalingga sebagai Wakil Sekretaris.

Ditanya tentang aktifitasnya yang padat itu, Arin mengaku senang, apalagi terkait dengan seni hadroh yang notabene peserta pelatihannya adalah anak usia sekolah dan remaja. Menurutnya, di era digitalisasi ini pendidikan karakter melalui seni bernafaskan islam menjadi salah satu solusi yang cerdas. Mewarnai masa muda mereka dengan kebaikan adalah tanggung jawab kita bersama.

“Ini bagian dari syiar kita kepada remaja. Bagian dari dakwah, agar remaja lebih senang, bangga dan merasa memiliki seni islami. Lantunan salawat yang berulang-ulang dengan nada yang indah, akan melekat dalam hati, akan dihafal hingga tua. Merekalah penerus kesolihan kita”, pungkasnya. (sl)

Penyunting : sri lestari

Translate »