Purbalingga – Dengan suasana yang disiplin, para santri PKBM Tunas Ilmu di Masjid Manarul Ilmi, Purbalingga, mengikuti sosialisasi pencegahan perundungan yang disampaikan oleh perwakilan Kodim 0702/Purbalingga pada Selasa (17/12). Kegiatan ini berlangsung selama satu jam, mulai pukul 09.00 sampai 10.00 WIB.
Para peserta tampak antusias mendengarkan materi yang disampaikan oleh narasumber dari Kodim. Mereka duduk dengan rapi dalam barisan, mencerminkan kedisiplinan yang diajarkan di lingkungan sekolah. Sementara itu, para perwakilan Kodim, yang dipimpin oleh Mayor CPM Tarjono (Kasdim), menyampaikan materi dengan tegas namun tetap ramah.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada para santri tentang bahaya perundungan serta cara-cara mencegah dan mengatasinya. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mempererat ukhuwah antara TNI dan masyarakat, khususnya warga PKBM Tunas Ilmu.
Menurut Kepala Sekolah PKBM Tunas Ilmu, Ustadz Abdul Rohman Al-Khairy, M.Pd., pemilihan Kodim sebagai narasumber didasarkan pada beberapa alasan. “Pertama, TNI memiliki pengalaman yang luas dalam berinteraksi dengan masyarakat, sehingga mereka lebih memahami dinamika yang terjadi di lapangan, termasuk potensi terjadinya perundungan. Kedua, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan institusi TNI kepada para santri,” jelasnya.
Beberapa perwakilan dari Kodim 0702/Purbalingga turut hadir dalam kegiatan ini, di antaranya Mayor CPM Tarjono, Pelda Sambari anggota Koramil Kalimanah, Sertu Agus Babinsa Kedungwuluh, Sertu Supriyadi anggota Koramil Kalimanah, dan Sertu Rahmat Arif Fitrianto Bati Tuud Kodim 0702.
Mayor CPM Tarjono, Kepala Staf Kodim 0702/Purbalingga, sebagai pemateri utama, menyampaikan materi dengan tegas dan lugas. Beliau menekankan pentingnya sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan di antara sesama. Selain itu, Mayor Tarjono juga memberikan contoh-contoh kasus perundungan yang sering terjadi di lingkungan sekolah serta dampak negatif yang ditimbulkan.
Untuk memperkuat pemahaman para santri, materi kemudian dilanjutkan oleh Sertu Agus selaku Babinsa Kedungwuluh dan Sertu Supriyadi dari Koramil Kalimanah. Mereka memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai strategi pencegahan perundungan yang dapat dilakukan oleh setiap individu, baik sebagai korban maupun pelaku.
Kepala Sekolah PKBM Tunas Ilmu, berharap sosialisasi ini dapat memberikan dampak positif bagi para santri. “Bagi peserta didik di PKBM Tunas Ilmu, kami berharap mereka lebih mengenal tentang bahaya-bahaya perundungan terhadap rekan-rekannya, sehingga mereka bisa menghindari perbuatan tersebut. Diharapkan juga mereka dapat saling menjaga perasaan satu sama lain,” ungkapnya.
Ketika ditanya mengenai alasan Kodim 0702/Purbalingga merasa penting untuk terlibat dalam sosialisasi pencegahan perundungan, Mayor CPM Tarjono, menyampaikan bahwa “Ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita sebagai aparat kewilayahan. Kami merasa prihatin dengan meningkatnya kasus perundungan di lingkungan pendidikan. Oleh karena itu, kami merasa terpanggil untuk turut serta dalam upaya pencegahan.”
Sementara itu, seorang perwira lulusan Secaba 96 dan lulusan perwira PK 3 menjelaskan alasan mengadakan sosialisasi di PKBM Tunas Ilmu. “Kami merasa terhormat dapat memberikan sosialisasi tentang pencegahan perundungan di tempat ini. Kami percaya bahwa para santri memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan di lingkungan mereka.”
Kasdim 0702/Purbalingga mengungkapkan beberapa strategi efektif yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya perundungan dan kekerasan di lingkungan sekolah. “Salah satu strategi yang kami tekankan adalah melalui pembinaan teritorial. Ini meliputi beberapa langkah, seperti penyuluhan tentang bullying secara berkala, membangun budaya sekolah yang positif, membentuk kelompok anti-bullying yang melibatkan siswa, guru, dan orang tua, serta meningkatkan pengawasan di lingkungan sekolah,” jelasnya.
Ustadz Abdul Rohman Al-Khairy, menyampaikan bahwa pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah perundungan. “Alhamdulillah, agenda seperti sosialisasi ini sudah rutin kami lakukan di tahun ajaran ini. Sebelumnya, kami juga pernah mengundang narasumber lain. Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi langkah yang saling melengkapi,” ujarnya.
Ustadz Hermawan selaku orang tua santri memberikan tips bagi orang tua dalam mencegah perundungan pada anak. Beliau menyarankan orang tua untuk memilih sekolah yang menanamkan nilai-nilai agama dan moral yang kuat, serta memperhatikan lingkungan pergaulan anak.
Ustadz Adil Pranata ar-Ridho, seorang guru di Griya Qur’an, memberikan pandangan mengenai peran guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan bebas dari kekerasan. “Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif,” ujar Ustadz Adil. “Kami harus memberikan pengarahan, pengawasan, dan contoh yang baik kepada siswa tentang bagaimana cara berteman yang baik. Dengan begitu, kita dapat mencegah terjadinya tindakan perundungan.”
Ustadz Wahyudi, selaku ketua acara, memberikan pandangan mengenai cara mengevaluasi keberhasilan sosialisasi ini. “Kami akan melihat perubahan perilaku para santri setelah mengikuti sosialisasi ini,” ujarnya. “Jika mereka dapat menerapkan nilai-nilai yang telah disampaikan, seperti saling menghormati dan menghargai, itu adalah indikator yang sangat baik bahwa sosialisasi ini berhasil.”
“Tentu saja, dalam setiap pelaksanaan acara pasti ada kendala yang dihadapi,” tambah Ustadz Wahyudi. “Kendala-kendala ini akan menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan di acara-acara selanjutnya.”
Kontributor : Septian Dwi Cahyo