Purbalingga – Peserta didik adalah copy paste guru atau pendidiknya. Hal tersebut dikemukakan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga H. Muhammad Syafi’ dalam kegiatan Pelatihan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di Aula Pengawas Pendidikan Madrasah Kecamatan Bukateja. Kamis (27/10/2022).
Ketua Kelompok Kerja Madrasah (KKM) Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Bukateja Akbar Yuli Setianto menjelaskan, kegiatan tersebut digelar dalam rangka pelaksanaan program KKM Block Grant 2022. Ia menambahkan, peserta kegiatan berjumlah 16 orang Kepala Madrasah Ibtidaiyah.
“Peserta merupakan Kepala Madrasah dari MI Negeri dan MI swasta yang ada di kecamatan Bukateja yaitu MI Ma’arif, MI Muhammadiyah dan MI Cokroaminoto,” jelasnya.
Kegiatan yang digelar selama 3 hari tersebut dipandu Fasilitator Daerah (Fasda) Kabupaten Purbalingga Imam Sutikno. Kegiatan juga dihadiri Pengawas Pendidikan Madrasah kecamatan Bukateja Sanir.
Dalam kesempatan tersebut Kakankemenag Muhammad Syafi’ juga menyampaikan pemahaman mengenai supervisi, manajerial, dan kewirausahaan yang harus dikuasai para Kepala Madrasah.Ia juga berpesan agar para Kepala Madrasah Ibtidaiyah terus bersemangat dalam melaksanakan tugasnya.
“Kita harus bersemangat dalam melaksanakan tugas kita di dunia pendidikan, mengajarkan ilmu dan mencetak generasi penerus bangsa,” ujarnya.
Menurutnya, Kepala Madrasah diharapkan memiliki kemampuan men-supervisi para pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di madrasahnya. Kepala Madrasah juga dituntut mampu mengelola atau me-manage madrasah serta seluruh perangkat yang ada.
“Sesuatu kebenaran yang tidak di-manage dengan baik akan dikalahkan oleh kemudharatan yang dimanage dengan baik,” ungkapnya.
Sebagai narasumber, Kakankemenag Muhammad Syafi’ menyampaikan materi Kebijakan Kementerian Agama Tentang Proyek Realizing Education’s Promise Madrasah Education Quality Reform (REP -MEQR). Sesuai dengan maeri tersebut ia berpesan agar para guru selalu memantau dan dapat mengikuti perkembangan dunia pendidikan, terlebih dengan adanya era disrupsi yang telah terjadi. Ia juga mengutip pernyataan pesan salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw yaitu Sayyidina Ali ibn Abi Tholib dalam bidang pendidikan.
“Ketahuilah bahwa anak-anakmu dilahirkan bukan pada zamanmu dan akan hidup di masa yang bukan zamanmu,” ujarnya.
Menurutnya, pesan penting tersebut dapat menjadi pedoman bagi para pendidik termasuk juga selaku orang tua dalam mendidik dan mengajar anak-anak dan peserta didik mereka.
Empat Komponen
Menurut Muhammad Syafi’, MEQR terdiri dari 4 komponen. Komponen pertama meliputi EDM (Evaluasi Diri Madrasah), ERKAM (Elektronik Rencana Kinerja Anggaran Madrasah), dan BKBA (Bantuan Kinerja dan Bantuan Afirmasi).
“Komponen kedua yaitu Aspek Penilaian AKSI / AKMI. Komponen ketiga PKB (Penilaian Keprofesian Berkelanjutan) untuk Guru dan tenaga pendidik madrasah. Sedangkan komponen keempat yaitu penguatan sistem pendataan ( Emis dan Simpatika),” jelasnya.
Terkait hambatan atau kendala pendidikan di madrasah menurut Muhammad Syafi’ di antaranya adalah ketimpangan jumlah institusi dan juga jumlah peserta didik antara madrasah negeri dan madrasah swasta, hasil Ujian Nasional yang belum memuaskan, kualifikasi dan kompetensi sebagian pendidik yang rendah serta keterbatasan kuantitas dan kualitas inservice teacher training, rendahnya kualitas manajemen, sistem monitoring, dan penjaminan mutu yang tidak dilakukan.
Block Grant KKG
Di hari yang sama, Kakankemenag Muhammad Syafi’ menjadi pemateri sekaligus membuka secara resmi kegiatan Block Grant KKG MI bagi guru Kelas I dan Kelas II MI se-kecamatan Bukateja.
Panitia pelaksana kegiatan Anita dalam keterangannya menjelaskan, kegiatan tersebut digelar 3 hari, 27-29 Oktober 2022 di ruang lantai 2 MI Negeri 3 Purbalingga.
“Peserta terdiri dari 2 Pokja yang berjumlah masing-masing 22 orang guru,” jelasnya.
Ia menambahkan, selain Kepala Kankemenag adalah Fasilitator daerah (Fasda) Ian Setiawati dan Arum Sapta Puspita.* (sar)