Purbalingga Gelar Sosialisasi Penyelesaian Dokumen dan Perlengkapan Haji

Purbalingga – Sejumlah 580 Calon Jemaah Haji (CJH) Purbalingga Tahun 1441 H/2020 M mengikuti Sosialisasi Penyelesaian Dokumen dan Perlengkapan Haji di Aula Uswatun Khasanah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara bertahap dalam 2 hari. Pada tahap pertama, Rabu (2/10) kegiatan diikuti 305 CJH sedangkan pada tahap kedua, Kamis (3/10) kegiatan diikuti 275 CJH.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Karsono dalam sambutannya menghimbau para CJH agar menjadi haji yang mandiri dan berkualitas.

“Mandiri secara manasik, mandiri secara perjalanan dan mandiri secara kesehatan. Tentu saja kami berharap kita semua menjadi haji yang berkualitas,” harapnya.

Terkait mandiri secara manasik, Karsono mengajak CJH untuk mulai belajar manasik haji sejak dini. Karena keterbatasan anggaran pemerintah manasik hanya dapat dilaksanakan 8 kali di tingkat kecamatan dan 2 kali di tingkat kabupaten. Dengan demikian, CJH hendaknya melakukan inovasi, yakni dengan mengikuti pelatihan pada KBIH maupun manasik mandiri yang diselenggarakan oleh IPHI.

“Jadi saat akan mengenakan kain ihram, thowaf, sa’i, sampai minum air zam-zam pun hafal doanya. Ini harus mulai kita pelajari, pahami dan hafalkan. Itu namanya haji yang mandiri secara manasik. Jangan sampai kita dalam beribadah haji hanya dengan doa yang minimalis. Walapun dimaklumi, karena faktor usia mungkin sulit bagi kita untuk menghafal. Akan tetapi dengan kesungguhan, insyaallah tidak sulit demi kualitas haji kita,”ajaknya.

Sedangkan mandiri secara perjalanan dimaksudkan agar dalam proses perjalanan baik saat keberangkatan, saat di Tanah Suci dan saat kepulangan para jemaah mampu melaksanakannya tanpa ketergantungan kepada jemaah lain.

“Barang bawaan, koper, paspor dan semua kelengkapan dibawa sendiri. Jangan sampai barang bawaan kita  malah minta dibawakan orang lain. Bagi yang memiliki kebiasaan di rumah segala sesuatu minta disediakan oleh pasangan, mulai saat ini berlatih mandiri,” sarannya.

Selain tidak ketergantungan, para jemaah juga harus mengetahui jadwal waktu rangkaian prosesi ibadah haji. Sehingga persiapan mental dan fisik lebih matang. Sedangkan mandiri secara kesehatan mengharapkan para CJH menjaga kesehatannya secara mandiri melalui konsultasi kesehatan dengan pihak medis.

“Konsultasikan riwayat kesehatan para jemaah kepada dokter. Ikuti nasihat dokter apa saja yang harus dihindari dan apa saja yang harus dilaksanakan. Dengan begitu, kesehatan kita akan lebih terjaga. Jika kesehatan terjaga, ibadah hajipun akan lebih nikmat dan berkualitas,” katanya.

Kepala kantor juga berpesan agar para jemaah memiliki toleransi dan kepedulian kepada sesama jemaah.

“Ibadah haji adalah ibadah akbar. Berbeda latar belakang pendidikan, ekonomi, suku dan budaya. Dalam satu kloter, satu rombongan, satu regu, kita akan digabungkan bersama jemaah lain yang akan menjadi keluarga kita selama di Tanah Air. Pesan kami, jagalah kebersamaan, saling pengertian, saling menolong. Yang sehat menolong yang sakit, yang muda juga lebih energik dan sigap membantu jemaah yang tua,”pesannya. (sri/sar)

Translate ยป