Monev UMBK MIN 1 Purbalingga Kakankemenag Muhammad Syafi’ Dapatkan Beberapa Masukan

Kakankemenag Purbalingga H. Muhammad Syafi’ menyampaikan beberapa pertanyaan kepada panitia UMBK MI Negeri 1 Purbalingga.

Purbalingga – Lakukan kunjungan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Ujian Madrasah Berbasis Komputer (UMBK) Mapel Bahasa Jawa di MI Negeri 1 Purbalingga, Senin (30/5/2022) Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten Purbalingga H. Muhammad Syafi’ mendapatkan berbagai informasi dan masukan terkait penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri pertama di Purbalingga tersebut.

Kepala MI Negeri 1 Purbalingga Siti Honiah Mujiati dalam penjelasannya menyampaikan, di antara program unggulan madrasah yang dipimpinnya adalah ekstra kurikuler dan pembiasaan.

‘Ada jami’atul quro, pembelajaran membaca Al Quran dengan metode Yanbu’a yang dilaksanakan antara pukul 07.00 sampai dengan pukul 08.00,” ungkapnya.

Terkait dengan penyelenggaraan program pendidikan Al Quran yang mendatangkan guru atau pengajar dari luar madrasah, Kakankemenag Muhammad Syafi’ dalam kesempatan tersebut menyarankan agar pihak madrasah memberikan motivasi kepada para orang tua / wali peserta didik bahwa pembiayaan pendidikan yang dikeluarkan di madrasah merupakan bagian dari infaq atau amal jariyah.

“Perlu disampaikan kepada orang tua untuk mengapresiasi pengajar Alquran dengan memberikan gaji atau honor. Dan ada hadis yang menerangkan bahwa barangsiapa yang pandai membaca Al-Quran dan mengamalkannya, maka kedua orang tuanya akan diberi oleh Allah mahkota yang sinarnya lebih indah dari pada sinar matahari di dunia,” ujarnya.

Ia menambahkan, bagi para orang tua yang merokok bisa dianjurkan untuk menyisihkan biaya pembelian 1 atau 2 batang rokoknya setiap hari untuk biaya pembelajaran membaca Al-Quran putra-putrinya.

“Punya anak shalih itu menyenangkan. Sebaliknya susah kalau punya anak tidak shalih, selalu membuat orang tua susah,” tambahnya.

Menurutnya, saat ini ada trend naiknya kesadaran orang tua untuk memiliki anak shalih melalui pendidikan di madrasah. Sehingga tidak tidak mengherankan apabila beberapa madrasah termasuk MIN 1 Purbalingga menolak dengan terpaksa beberapa siswa yang mendaftar di madrasah karena keterbatasan fasilitas ruang serta sarana dan prasarana lainnya.

“Semoga MI Negeri 1 Purbalingga menjadi pilihan yang pertama,” harapnya.

Kakankemenag Muhammad Syafi’ berfoto bersama Kepala MIN 1 Purbalingga dan panita UMBK seusai pelaksanaan monitoring.

Kurang Fasilitas

Panitia UMBK Mahmud Hidayat menjelaskan, terkait pelaksanaan ujian berbasis komputer (UMBK) madrasahnya masih mengalami kekurangan fasilitas.

“MIN 1 Purbalingga baru memiliki sejumlah 18 unit komputer. Sedangkan peserta ujian berjumlah 34 anak. Sehingga kami melakukan peminjaman komputer sejumlah 20 unit kepada MTsN 1 Purbalingga. Jadi totalnya ada 38 komputer, terpakai 34, sisanya untuk cadangan,” ungkapnya.

Mahmud menjelaskan, panitia secara rutin setiap pagi mempersiapkan perangkat komputer yang akan digunakan oleh peserta ujian.

“Satu jam sebelum pelaksanaan ujian berlangsung seluruh peralatan komputer kami pastikan berfungsi dengan baik, sehingga pelaksanaan ujian dapat berjalan lancar,” ujarnya.

Selain menyampaikan telah selesainya pembangunan gedung baru dari SBSN sejumlah 12 ruang di lokasi tanah berbeda, mewakili pihak madrasah ia juga memohon doa restu keberangkatan kontingen Pramukanya yang akan mengikuti lomba Pesta Siaga tingkat Kwarda Jateng di Ambarawa bersama MI Istiqomah Sambas Purbalingga.

“Semoga dapat membawa nama baik madrasah,” imbuhnya.* (sar)

Translate »