Purbalingga (Humas) – Dalam upaya memperkuat gerakan ramah lingkungan di lingkungan instansi pemerintah, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga menjalin kerja sama strategis dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purbalingga. Penandatanganan kerja sama ini dilaksanakan pada Jumat (25/7/2025) di Aula PLHUT Kankemenag Purbalingga.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong penguatan nilai-nilai ekoteologi menuju eco office, serta mendukung tercapainya predikat Adiwiyata di satuan kerja binaan Kemenag. Acara dihadiri oleh berbagai elemen strategis, antara lain Tim Itjen Kemenag RI Siti Mudayaroh, Kepala DLH Bambang Triyono, pejabat Kemenag Purbalingga, tokoh lintas agama, dan pimpinan lembaga seperti Baznas, FKUB, APRI, IPARI, Pokjawas serta Kepala Madrasah dan ASN seatap.
Kepala Kankemenag Purbalingga, H. Zahid Khasani, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas sinergi lintas sektoral yang terbangun dalam program ini. Ia menegaskan bahwa Kemenag memiliki sejumlah program prioritas, antara lain penguatan kerukunan umat beragama, zona ramah lingungan, gerakan olak gratifikasi menolak korups, pemberdayaan ekonomi umat, peningkatan nilai kemanusiaan, serta implementasi kurikulum berbasis cinta dan kasih sayang yang membutuhkan dukungan dari seluruh unsur masyarakat lintas agama.
“Ekoteologi menjadi bagian penting dari upaya Kemenag menjaga kelestarian alam. Spirit menjaga lingkungan merupakan bagian dari ajaran Islam. wudhu dan tayamum menjadi contoh nyata bahwa ajaran agama begitu dekat dengan alam,” ujar Zahid.
Ia juga menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi umat melalui program Urab Mendoan, yang dampaknya tidak hanya dirasakan oleh umat Islam, tetapi juga oleh seluruh masyarakat lintas agama di Purbalingga. Di kesempatan yang sama, Kemenag juga meluncurkan buku inovatif seperti Buku Layanan PTSP Sehati, Buku Program Pengendalian Gratifikasi, dan Buku Inovasi Berdampak Urab Mendoan.
Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Purbalingga, Bambang Triyono, menyampaikan kekagumannya atas perubahan dan kemajuan yang terjadi di lingkungan Kemenag Purbalingga. Ia mengapresiasi keseriusan Kemenag dalam mendukung program lingkungan hidup.
“Kemenag telah menunjukkan perubahan yang luar biasa. Kami ingin belajar dari Kemenag, karena spirit dan kesamaan program antara kami begitu kuat,” ungkap Bambang.
Ia juga menyoroti isu-isu lingkungan yang menjadi tantangan saat ini, seperti alih fungsi lahan, pengelolaan sampah, dan perubahan iklim yang semakin sulit diprediksi. Menurutnya, semua itu perlu dijawab dengan pendekatan preventif berbasis perencanaan lingkungan, termasuk melalui edukasi di lembaga pendidikan keagamaan.
“Kerja sama ini adalah momentum penting untuk bersama-sama menjaga keberlangsungan kehidupan, demi anak cucu kita di masa depan,” pungkasnya.
Kontributor : Sri Lestari
Editor : Ahyan
Foto : Wiwit