Purbalingga – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga ,H. Muhammad Syafi’ dihadapan 60 peserta sosialisasi yang terdiri dari para Pengawas Madrasah dan Kepala RA menyampaikan tiga hal penting dalam mendidik anak. Terutama pada saat mereka masih berusia dini.
Tiga hal tersebut adalah memberi contoh, memberi perintah, dan melakukan evaluasi. Hal tersebut disampaikan saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Sosialisasi Tindak Lanjut Evaluasi Pembalajara RA yang diselenggarakan oleh Seksi Pendidikan Madrasah Kankemenag Purbalingga, di Aula 2, Senin (23/5/2022).
Kakankemenag Syafi’ mengapresiasi para guru RA ( Raudlatul Athfal) karena telah berkesempatan mendidik anak usia dini dan menjadi wakil orang tua dalam mendidik anak-anak.
“Sebuah kemuliaan bagi Anda karena berkesempatan mendidik anak-anak sejak dini”, ungkapnya.
Kakankemena Syafi’ juga menegaskan bahwa Guru RA harus bisa menjadi uswah atau contoh yang baik dalam pelaksanaan nilai-nilai kebaikan bagi anak didiknya.
“Guru akan menjadi idola yang terus dikenang sepanjang zaman”, katanya.
Bahkan, Kakankemenag Syafi’ mempunyai kesan tersendiri terhadap Guru RA. Sebagaimana ia mengisahkan pengalamannya saat belajar di RA. Ia sangat terkesan dengan nasihat Guru RA nya yang hingga saat ini ikut membentuk kepribadiannya.
“Guru RA saya selalu mengajarkan jika kita diberikan sajian makanan apapun oleh ibu kita, kita terima. Dikasih tempe atau kecap, ya kita terima jangan minta yang neko-neko. Ini mengajarkan kepada kita sifat qona’ah”, kenangnya.
Menurut Kakankemenag Syafi’, Guru RA juga harus senantiasa memberi contoh yang bersifat pembiasaan supaya internalisasi nilai-nilai keagamaan dan kebaikan dapat berpengaruh pada terwujudnya karakter anak dimasa yang akan datang.
“Kepribadian atau akhlak atau karakter itu mempengaruhi pikiran. Pikiran memepengaruhi hati dan kondisi hati memengaruhi ringkah laku”, tandasnya.
Tak kalah penting, Kakankemenag Syafi’ mengajak kepada Guru RA jangan bosan melakukan evaluasi, agar perkembangan anak senantiasa terpantau dalam menempuh pendidikan, karena fungsi pendidikan adalah membentuk akhlak. Akhlak bukan sekedar anggah ungguh tapi lebih pada karakter atau kepribadian yang merupakan manifestasi nilai-nilai keagamaan.
“Rajin-rajinlah mengevaluasi apa yang telah kita kerjakan untuk anak-anak kita. Anak RA adalah generasi penerus yang kelak akan menjadi orang besar. Niat yang tulus hanya mengharap ridlo Allah, akan mentes (berhasil, selamat) tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.”, tegasnya. (nael/sl)
Kontributor : Naelul Fauzi
Editor & Publisher : Sri Lestari