IGRABA Teladani Karakter Kartini

Purbalingga – Ada berbagai cara untuk memperingati hari lahir tokoh emansipasi RA. Kartini ke-139. Kegiatan lomba yang identik dengan kiprah perempuan mendominasi di bulan April. Tak ketinggalan IGRABA Kecamatan Bukateja yang menggelar Lomba Merangkai Bungan dan Peragaan Busana Kartini. Acara yang dilaksanakan di aula kantor Pengawas Pendidikan Madrasah Kecamatan Bukateja ini diramaikan oleh 38 lembaga peserta merangkai bunga dan 86 peserta peragaan busana Kartini, Jum’at (20/04).

 

Dalam sambutannya, Ketua IGRABA Kecamatan Bukateja, Najiati menyampaiakan bahwa kedua lomba ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mengenang kembali perjuangan RA. Kartini. Lomba merangkai bunga disini adalah dengan menggunakan bunga alami. Sedangkan untuk vas bunganya mempergunakan aneka buah seperti pepaya mentah, kelapa, semangka ataupun jeruk bali. Dibutuhkan daya kreativitas seni yang tinggi, mengukir dipermukaan buah. “Kami berharap lomba ini berdaya guna untuk menggali potensi seni kaum ibu sekaligus melatih berwirausaha sehingga kaum ibu juga bisa berpenghasilan cukup dari rumah tanpa harus meninggalkan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga,’harapnya.

Belajar seni di zaman sekarang tidak sulit, lanjut Najiati, karena ilmu sudah ada digenggaman tangan, tinggal mainkan jari, googling dan buka youtube. Disitu berbagai ilmu ketrampilan ada dan mudah untuk dipelajari. Jadi, manfaatkan hp Android untuk belajar dan berwirausaha.

 

Sedangkan Pengawas Dikmad Kecamatan Bukateja, Sujono dalam sambutannya sekaligus membuka acara lomba mengatakan, banyak hikmah yang dapat dijadikan contoh dari karakter RA.Kartini. Kartini adalah seorang muslimah yang taat beribadah sekaligus santriwati yang selalu haus ilmu agama Islam. Terbukti dalam sejarah saat RA. Kartini nyantri dengan Kyai Darat, belaiu banyak berdialog, bertanya dan meminta penjelasan tentang kedudukan wanita dalam agama Islam. Dari hasil dialog dengan guru ngajinya ditarik kesimpulan bahwa Islam sangat memuliakan wanita, bahkan wanita disamakan derajatnya dalam hal mencari ilmu. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW, Tholabul’ilmi fariidlotun ‘laa kulli muslimin wal muslimat. Dengan demikian tumbuhlah dalam pribadi Kartini semangat untuk menuntut ilmu, padahal di zaman itu wanita Indonesia dilarang untuk besekolah. Sekolah hanya untuk wanita dari keluarga ningrat saja. Perjuangan Kartini sudah lama dinikmati oleh Wanita Indonesia sejak puluhan tahun yang lalu.” Namun demikian, jangan melupakan kodrat sebagai seorang wanita, karena seorang ibu adalah madrosatul ulaa, madrasah pertama bagi putra-putrinya. Terimakasih kepada ibu Indonesia yang telah mengasah, mengasih dan mengasuh anak-anak Indonesia,” ajaknya bersemangat.

 

Kegiatan lomba merangkai bunga dialokasikan waktu 1 jam dengan kriteria penilaian meliputi keserasian, kealamian dan kreatifitas. Sedangkan untuk lomba peragaan busana penilaian meliputi keserasian, tata rias syar’i dan expresi. Peserta dipilih 10 besar untuk berjalan a la peragawati. Terpilih sebagai pemenang Peragaan Busana Kartini. Juara 1, Faridatul Mustaqimah ( RA Penaruban 2 ). Juara 2, Barokatus Solikhah ( BA Bukateja ). Juara 3, Tri Wahyuni ( RA Wirasaba). Sementara itu merangkai bunga sebagai pemenangnya adalah Nurcahya Dewi ( BA Bajong ) sebagai Juara 1. Lailatul Khasanah ( RA Bukateja ) Juara 2 dan Isnaini AK ( RA Diponegoro Kedungjati ) sebagai juara 3. (Tari/Sar)

 

 

 

 

Translate ยป