Purbalingga – Ada tiga tantangan utama yang saat ini dihadapi dunia pesantren. Hal tersebut dikemukakan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga H. Zahid Khasani pada kegiatan Silaturahmi Pengasuh Pesantren se-Kabupaten Purbalingga dengan Bupati – Kapolres – Dandim 0702 – Kakankemenag dan Densus 88 Satuan Wilayah Jawa Tengah, Rabu (22/1/2024). Kegiatan yang digelar sehari tersebut bertempat di Pondok Pesantren Nurul Barokah Beji Kecamatan Bojongsari – Purbalingga.
Pada kegiatan yang digelar Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Purbalingga tersebut, Kakankemenag Zahid Khasani meminta DPC FKPP Kabupaten Purbalingga untuk menyadari dan menjawab tantangan dunia pesantren yang dihadapi saat ini.
“Sesuai dengan tema yang diangkat pada kegiatan ini yaitu Peran Pesantren Menyongsong Indonesia Emas, maka kita harus menyadari bahwa ada banyak tantangan yang harus dihadapi dunia pesantren,” ujarnya.
Menurutnya, ada tiga tantangan utama yang dihadapi dunia pesantren saat ini . Pertama, semakin berkurangnya ulama dan kyai yang mencurahkan seluruh hidupnya untuk menghidupkan dunia pesantren.
“Dalam istilah Jawa ada Kyai tandur, kyai tutur, kyai sembur, dan kyai catur. Ulama, kyai yang tergolong kyai tandur inilah yang sulit diadakan. Karena kyai model ini tidak sekedar memiliki kemampuan material tetapi juga kemampuan batin, kemampuan ruhani melalui pengalamam spiritual,” ungkapnya.
Maka menurutnya, menjadi sebuah tantangan bagi dunia pesantren untuk bisa mencetak generasi ulama atau kyai yang dapat dijadikan tumpuan dan sandaran umat dalam berbagai urusan duniawi dan ukhrowi.
“Tantangan kedua yaitu tantangan modernitas. Kalangan pesantren dinilai belum seluruhnya welcome dengan modernitas administrasi,” ujarnya.
Karena menurutnya, hampir semua pesantren mau menerima bantuan dana dari pemerintah. Namun saat dimintai laporan pertanggungjawaban secara administratif banyak yang mengalami keterlambatan. Maka sesuai dengan perkembangan zaman, pesantren dituntut untuk semakin akrab dengan perkembangan dunia IT.
“Sedangkan yang ketiga adalah tantangan pertarungan ideologi,” ungkapnya.
Kakankemenag Zahid Khasani menggambarkan dari pengalamannya saat menduduki jabatan sebelumnya bahwa ada sebuah pondok pesantren yang sudah berdiri bahkan sudah beberapa tahun belum mempunyai izin operasional yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama.
“Ijop pesantren tertunda karena tidak terpenuhinya persyaratan yang ditentukan. Di antaranya tidak mau menandatangi pernyataan setia kepada NKRI, mengibarkan bendera merah putih, memasang lambang-lambang negara. Karena persyaratan Arkanul Ma’had itu harus terpenuhi,” tegasnya.
Maka menurutnya, sebagai mana disampaikan oleh narasumber dari Densus 88 Satwil Jawa Tengah dalam kegiatan tersebut, para pengasuh pondok pesantren diminta untuk memberikan pendidikan keagamaan yang moderat dengan memegang teguh kaidah bahwa Islam adalah rahmatan lil’alamin.
Selain Kepala Kankemenag Purbalingga, hadir sebagai narasumber pada kegiatan tersebut Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, Komandan KODIM 0702 Letkol.Inf. Untung Iswahyudi, Kapolres Purbalingga AKBP Achmad Akbar, Katim Densus 88 Satwil Jawa Tengah AKP Eko Yulistimawanto, dan Kasi PD Pontren Hj. Khamimah.
Sedangkan Ketua FKPP Kabupaten Purbalingga K. Imamudin bertindak sebagai moderator kegiatan. * (sar)