Purbalingga-Madrasah Diniyah (Madin), merupakan sekolah keagamaan yang mengajarkan banyak sekali mata pelajaran keagamaan Islam. Madrasah Diniyah juga sebagai penjaga gawang perjuangan agama Islam. Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, H. Muhammad Syafi’ saat membuka Pelatihan Manajemen Pembelajaran Madin III Di Wilayah Kerja Kankemenag Kabupaten Purbalingga, Senin (30/01) di Aula uswatun Hasanah.
“Madrasah Diniyah mata pelajarannya meliputi cara membaca Qur’an dari level 1, nahwu shorof dan banyak sekali kitab-kitab fiqh. Kitab-kitab ini yang harus dikaji bagi yang ingin memperjuangkan agama dengan sebaik–baiknya”, jelasnya.
Lebih lanjut Kakankemenag menegaskan, tanpa pemahaman yang mumpuni terhadap kitab-kitab fiqh, dikhawatirkan justru akan menyesatkan seperti paham yang sedang berkembang saat ini, yakni Radikalisme, Extrimisme, Pluralisme dan Liberlisme.
Kepada Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Semarang, Kakankemenag Syafi’ bersyukur dan mengapresiasi sebesar-besarnya, karena Kankemenag Kabupaten Purbalingga dipilih sebagai tempat pelatihan. Kepada 35 peserta pelatihan, Kakankemenag mengajak agar melalui pelatihan ini, akan menambah wawasan kinerja, meningkatkan kemampuan manajerial dalam mengelola madrasah diniyah.
“Manajemen adalah seni mengelola lembaga agar tujuan penting dari lembaga tersebut tercapai. Kebatilan yang dikelola dengan baik akan mengalahkan sesuatu yang hak yang dikelola secara asal-asalan”, tandasnya.
Sementara itu, kepala BDK Semarang yang dalam hal ini diwakili oleh Muhtadi selaku Widyaiswara mengemukakan bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah belajar bersama untuk menambah kebaikan dalam manajemen pembelajaran di madrasah diniyah.
“Kita akan belajar selama 6 hari, dimulai hari ini hingga 4 Februari mendatang. Mari bekerja sama bersinergi agar melahirkan produk yang diinginkan dengan menciptakan kelas yang berkualitas”, ajaknya.
Ia berharap, dalam pelatihan ini adalah moment untuk berbagi ilmu yang memiliki manfaat banyak bagi peserta didik. Sehingga melalui pembelajaran ini dapat terwujud peserta didik yang akan menjadi generasi yang solih solihah untuk membangun peradaban.
Sri Lestari